Kekejaman Polisi China Atasi Corona, Kakek Mau ke Toilet Ditangkap

Kakek yang ditangkap polisi China.
Sumber :

VIVA – Pemerintah China diduga melakukan tindakan kekejaman yang tak manusiawi dalam mengatasi menyebarluasnya wabah virus maut corona atau COVID-19.

Singapura Alami Lonjakan Kasus COVID-19, Capai 25 Ribu dalam Sepekan

Dugaan kekejaman itu muncul setelah ramai beredar video rekaman tindakan kekerasan yang dilakukan petugas kepolisian, tim medis dan juga tentara negara komunis itu terhadap warga sipil.

Dalam sejumlah video yang beredar luas di media sosial, terlihat petugas tak segan-segan melakukan tindakan kekerasan kepada warga yang ditemukan beraktivitas di luar rumah tanpa mengenakan masker.

Taiwan Siap Berbagi Pengalaman Pelayanan Medis dengan Indonesia

Seperti sebuah rekaman video yang disiarkan aktivis Hak Asasi Manusia China, Yang Zhanging baru-baru ini. Dalam rekaman itu terlihat polisi menangkap seorang pria tua.

Pria itu ditangkap saat berjalan di samping rumahnya. Dia ditangkap karena tak memakai masker saat berada di luar rumah. Yang anehnya, pria itu sudah mengatakan dia berada di luar rumah karena ingin ke toilet.

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

Namun, alasan pria itu tak digubris petugas. Dia lalu digelandang menuju mobil polisi. Dan dibawa ke rumah sakit untuk diisolasi.

"Dia terpaksa dikirim ke rumah sakit untuk isolasi selama 15 hari, dan dia tidak diizinkan membawa ponselnya ke rumah. Apakah Anda pergi ke toilet setelah pergi ke toilet? Ini adalah bagaimana sumber daya polisi medis disia-siakan, dan pada saat yang sama, hak asasi manusia dan rasa hormat masyarakat," tulis Fang seperti dikutip VIVA.co.id, Selasa 18 Februari 2020.

Menurut Fang, ini baru satu kasus kekejaman yang ditemukan. Masih banyak lagi kasus yang lebih parah terjadi di wilayah China. Terutama di Provinsi Hubei dan Kota Wuhan.

Memang, kekejaman Pemerintah China sangat sulit diketahui masyarakat internasional. Sebab China benar-benar menutup diri. Bahkan sejumlah warga telah ditangkap karena menyiarkan informasi terkait kondisi sebenarnya di negara itu usai lebih dari 70 ribu orang terjangkit corona.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya