Trump Bersikukuh Percaya Teori Konspirasi Corona Asalnya dari China

Pertemuan Kim Jong Un dan Donald Trump
Sumber :
  • Twitter

VIVA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang belakangan ini menjadi sorotan masih bersikukuh jika dirinya mempertanyakan transparansi publikasi data yang sudah diterbitkan oleh China terkait wabah Corona COVID-19.

BYD Minta Maaf Konsumen di Indonesia Belum Terima Unit, Ini Biang Keroknya

Trump sendiri masih meragukan asal-usul munculnya virus mematikan tersebut. Selain itu sang Presiden juga meragukan jumlah kasus terkonfirmasi hingga meninggal dunia yang sudah diterbitkan oleh China hingga hari ini.

"Apakah Anda benar-benar percaya angka-angka itu di negara besar yang disebut China ini?” tutur Trump yang juga dikutip dari laman The Guardian pada hari Kamis, 16 April 2020.

Mengecas Mobil Listrik Nantinya Cuma Butuh Waktu 10 Menit

Tidak terlepas dari hal itu, ketika ditanya mengenai tingkat keparahan korban tewas di Amerika Serikat yang diakibatkan oleh COVID-19 pada konferensi pers di Gedung Putih, dia mengungkap semua apa yang dilakukannya sudah paling maksimal dalam memerangi Corona.

“Kami melaporkan semuanya, kami melaporkan kasus dan pelaporan kami baik. Kami melaporkan setiap kematian,” tambahnya.

SPKLU Sudah Banyak, Naik Wuling BinguoEV Bisa dari Jakarta ke Mandalika

Kemudian Trump mengatakan dia juga mendukung teori konspirasi yang menjelaskan virus itu tersebar dari sebuah laboratorium di Kota Wuhan, China. Dia juga masih terus mendalami teori itu dengan berbagai upaya.

"Kami mendengar ceritanya, dan kita akan lihat tapi kami sedang melakukan pemeriksaan yang sangat teliti terhadap situasi mengerikan yang terjadi,” kata dia.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo ikut menanggapi hal ini. Tanggapannya ia berikan kepada Fox News yang mengatakan bahwa lab virus yang berada di Kota Wuhan itu berada di dekat pasar basah dan pemerintah China seharusnya membersihkan pasar itu agar tak jorok.

"Pemerintah Tiongkok perlu membersihkan diri,” ujar dia.

Untuk diketahui, jumlah kasus terkonfirmasi di seluruh dunia telah mencapai angka 2 juta. Ada 137 ribu di antaranya berakhir dengan kematian seperti yang dijelaskan oleh Universitas Johns Hopkins. Amerika Serikat sendiri menyumbang angka 638 ribu kasus dan 31 ribu kematian.

Sedangkan China mencatatkan lebih sedikit dari angka itu dengan 83 ribu kasus terkonfirmasi positif dan 3.300 kematian akibat Corona.

Baca juga: Kabar Baik, Jumlah Pasien Corona Sembuh di RI Lampaui yang Meninggal


Laporan : Abdulah Saputra
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya