Indonesia Termasuk Negara Paling Risiko Alami Gelombang Kedua COVID-19

Virus corona COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Beberapa hari belakangan ini penambahan kasus positif virus corona atau COVID-19 di Indonesia mencapai angkat 1000. Indonesia pun berpotensi mengalami gelombang kedua atau second wave pandemi COVID-19. 

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

Bahkan salah satu hasil studi dan riset menyebut Indonesia masuk level negara paling berisiko mengalami bahaya second wave bersama 14 negara lain di dunia.

Dikutip dari VIVAnews, Nomura melakukan riset dan analisis di 10 negara bagian di Amerika Serikat serta 45 negara dengan potensi ekonomi besar di dunia yang sedang membuka diri memasuki era new normal atau tatanan hidup baru. Datanya diambil dari Google sesuai mobilitas masyarakat dan banyaknya kasus COVID-19 terkini. 

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

Dari hasil riset sepekan terakhir ini menunjukkan jika 45 negara itu dibagi menjadi 3 level gelombang kedua. Pada level 1, ada 17 negara yang bisa segera memulihkan kondisi ekonominya karena hanya ada ancaman kecil alias nyaris hampir tak ada gejala second wave.  

Di level 1 ada Australia, Austria, Belgia, Kroasia, Republik Ceko, Prancis, Yunani, Israel, Italia, Jepang, Luxemburg, Norwegia, Rumania, Korea Selatan, Spanyol, Swiss, dan Thailand. 

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Kemudian pada level 2 terdapat 13 negara dalam level peringatan akan potensi gelombang kedua negara-negaranya yaitu Denmark, Finlandia, Jerman, Hungaria, Irlandia, Malaysia, Belanda, Filipina, Polandia, Portugal, Turki, Inggris, dan Amerika Serikat. 

Dan level terakhir yaitu level 3 terdapat 15 negara dalam zona bahaya atau paling berisiko terkena gelombang kedua COVID-19. Pada level inilah Indonesia berada bersama dengan negara lain yaitu Argentina, Brasil, Kanada, Chile, Kolombia, Ekuador, India, Meksiko, Pakistan, Peru, Arab Saudi, SIngapura, Afrika Selatan dan Swedia.

Tak dipungkiri, pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi ekonomi dunia. Untuk mengembalikan ekonomi ke titik semula tentu setiap negara harus menghindari adanya gelombang kedua COVID-19. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya