Begini Sikap Sejarawan Turki Soal Hubungan Ottoman-Nusantara

Source : Republika
Source : Republika
Sumber :
  • republika

Selama melakukan penelitian, saya belum menemukan dokumen yang mengungkapkan hubungan Utsmani dengan kerajaan-kerajaan di Jawa. Jadi saya ingin membedakan antara ungkapan “belum menemukan dokumen” dan “relasi itu tidak ada sama sekali”,

Karena belum ditemukannya dokumennya bukan berarti hubungan itu sama sekali tidak ada. Hanya karena saya tidak menemukan dokumennya di arsip Utsmani saya tidak akan mengatakan hubungan Utsmani dengan Jawa tidak ada.

Mungkin saja relasi itu ada namun tidak tercatat dalam dokumen resmi Utsmani. Mungkin saja dokumen resmi itu memang ada, tetapi kami tak menemukannya selama kami melakukan penelitian. Mengapa saya mengambil pendekatan yang hati-hati seperti ini. Misalnya dalam buku yang ditulis Ricklefs berjudul Mystic Synthesis in Java, sesosok bernama Ibrahim digambarkan sebagai utusan Utsmani yang melakukan peran mediasi antara Kesultanan Yogyakarta dengan Belanda pada 1750-an.

Ibrahim ini tercantum pada sumber-sumber berbahasa Belanda, Prancis dan Jawa. Tentu saja kami tidak langsung menerima apa yang diklaim oleh Ibrahim. Dikisahkan Ibrahim berhasil membujuk rakyat Jawa dan pihak Belanda bahwa dirinya adalah utusan Utsmani. Namun sebenarnya tidak ada tugas seperti itu yang diberikan oleh Utsmani.

Kami tidak menemukan dokumen terkait Ibrahim ini di arsip Utsmani. Tapi seperti yang saya katakan kita perlu bersikap hati-hati. Perlu ditekankan kembali bahwa berisiko jika kita mengatakan hubungan tersebut tidak ada dikarenakan belum menemukan dokumennya dan juga mengatakan hubungan itu ada tetapi kita tidak menunjukkan bukti sama sekali.

Jadi sekarang yang bisa saya katakan, saya belum menemukan dokumen yang menunjukkan hubungan Utsmani dengan kerajaan di Jawa selama penelitian saya di arsip Utsmani. Dokumen-dokumen berkaitan dengan relasi di Jawa yang saya temukan hanya sebatas pada periode abad ke-19 dan ke-20. Jelas pada periode ini Utsmani membuka konsulat di Jakarta pada tahun 1883, sejak saat itu ada banyak hubungan diplomatik antara Jawa dan Utsmani.

AA: Tahukah Anda keterangan Anda kepada Prof. Peter Carey sempat viral di Indonesia dan menimbulkan perdebatan?

IHK: Saya tidak terlalu banyak mengikuti perdebatan itu di sana, tetapi ada beberapa sahabat saya di sana memberikan kabar tentang isu itu. Peter Carey mengirim email ke saya saat saya sedang berlibur. Dia menanyakan tiga hal ke saya;