7 Negara Arab akan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Source : Republika
Source : Republika
Sumber :
  • republika

"Ini tidak diragukan lagi adalah sesuatu yang akan membuat kehidupan rakyat Palestina lebih baik dan akan mengubah arah kawasan. Dan ketika itu (diumumkan) banyak orang melihat Palestina menolak rencana tersebut bahkan sebelum dipublikasikan. Mereka bahkan tidak akan membacanya sebelum menolaknya, dan sejujurnya, itu tidak bisa diterima," ujar Berkowitz.

Ia mengatakan, rasa frustasinya sendiri dengan situasi ini tidak ada artinya jika dibandingkan dengan rasa frustrasi yang dapat didengar dari suara rakyat Palestina tentang tindakan para pemimpin mereka. Berkowitz lebih lanjut menyebut kehadiran Israel adalah kenyataan yang harus diterima oleh Palestina.

"Kami tidak akan mengizinkan hal itu menjadi veto atas proyek yang kami harap dapat dilakukan di kawasan ini di masa mendatang," ujarnya.

Namun demikian, ia menambahkan ini tidak berarti jika keluhan dan kekhawatiran yang berkepanjangan akan diabaikan. Berkowitz mengatakan, rencana mereka bukanlah sesuatu yang dilakukan dengan mengabaikan pemahaman pentingnya konflik Israel-Palestina.

"Itu adalah masalah yang nyata. Ini adalah salah satu yang ingin kami berikan sebanyak mungkin perhatian yang diinginkan oleh kepemimpinan Palestina untuk melibatkan kami," tambahnya.

Perjanjian antara UEA dan Israel diumumkan pada 13 Agustus 2020. Bahrain mengumumkan kesepakatan serupa pada 11 September 2020.

Kedua perjanjian tersebut, yang dikenal sebagai Abraham Accords, ditengahi oleh Trump. Perjanjian tersebut ditandatangani oleh menteri luar negeri UEA dan Bahrain dan Netanyahu di Gedung Putih pada 15 September 2020. Sebagai imbalan untuk membangun hubungan diplomatik dan ekonomi penuh, Israel setuju menangguhkan rencananya mencaplok sebagian besar wilayah Tepi Barat yang diduduki.