Logo DW

Mengenal Moirolog Perempuan Berkabung Profesional di Yunani

Ioanna Sakellaraki
Ioanna Sakellaraki
Sumber :
  • dw

Para perempuan yang berkabung secara profesional di Semenanjung Mani di Yunani ini melihat pekerjaan mereka sebagai cara untuk membantu keluarga yang berduka, dan menemani almarhum dalam perjalanan ke alam baka.

Tembang duka yang mereka senandungkan disebut nyanyian ‘takdir’, kata fotografer yang juga kandidat doktor di bidang filsafat itu kepada DW. "Ini berasal dari semacam tradisi sejarah, improvisasi lisan." Tembang yang dinyanyikan para moirolog tersebut menceritakan kembali kisah kehidupan almarhum dengan improvisasi yang cerdas.

Sakellaraki mengatakan bahwa secara historis "keluarga membayar para perempuan tersebut untuk melakukan proses ini karena itu sangat penting - itu adalah jenis perpisahan kolektif yang penting terhadap almarhum."

Ritual seputar kehilangan dan kesedihan adalah bagian penting dalam proses berkabung. Tetapi di tengah pandemi, pembatasan dan jarak sosial menjadi tantangan tersendiri untuk melakukan prosesi pemakaman.

Namun baik dengan adanya pandemi atau bukan, tradisi moirologi di Semenanjung Mani kian memudar. Banyak perempuan yang difoto oleh Sakellaraki telah nyaris berusia 100 tahun. Perempuan dari generasi yang lebih muda tampaknya tidak tertarik untuk menggantikan mereka.

Pelayat profesional di seluruh dunia

Asal mula moirologi bisa ditelusuri dari adanya paduan suara dalam tragedi Yunani kuno, ketika penyanyi utama mulai berkabung dan paduan suara akan bergabung dengannya. Selama berabad-abad, profesi tersebut menjadi eksklusif dijalani oleh perempuan.