Logo ABC

Ribuan Pekerja Terampil Tetap Tak Bisa ke Australia Meski Ada Visa

Hansanul Bunna Khan menghabiskan sekitar $25.000 (lebih dari Rp250 juta) untuk mempersiapkan perpindahan keluarganya ke Australia, namun masih belum bisa meninggalkan Bangladesh. ()
Hansanul Bunna Khan menghabiskan sekitar $25.000 (lebih dari Rp250 juta) untuk mempersiapkan perpindahan keluarganya ke Australia, namun masih belum bisa meninggalkan Bangladesh. ()
Sumber :
  • abc

Kemudian pandemi COVID-19 melanda.

Dia sedang mengurus biaya pengiriman barang ketika mendengar berita bahwa Australia telah menutup perbatasannya.

Sejak itu mereka terjebak. Penantian berlangsung berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan sekarang hampir satu setengah tahun.

Keluarga itu harus pindah dari rumah mereka pada Juli tahun lalu dan sejak itu hidup berpindah-pindah.

"Kami mengalami banyak kecemasan," ujar Yarik.

"Saya harus setiap saat mencari berita Australia sepanjang tahun ini, mengikuti sumber-sumber berita atau petunjuk apa pun dari pemerintah tentang kapan perbatasan akan dibuka," jelasnya.

Hal yang membuat penantian mereka ini terasa begitu menyiksa yaitu kurangnya informasi dari Pemerintah Australia.

Visa yang dipegang Yarik hanya berlaku empat tahun, dengan syarat harus menghabiskan dua tahun di wilayah regional, yaitu di Australia Selatan.

"Masalahnya, visa yang kami miliki terikat batas waktu. Jika kami kita tidak menyelesaikannya sebelum Oktober tahun ini, waktunya akan habis," ujarnya.

Yarik memahami, mustahil bagi bagi siapa pun di Australia untuk mengkomunikasikan kepastian pembukaan perbatasan.