Logo ABC

Taliban Mulai Rayu China untuk Berinvestasi di Afghanistan

Menlu Wang Yi mengundang kepala politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar untuk bertemu di Tianjin bulan lalu.  (AFP: Li Ran | Xinhua)
Menlu Wang Yi mengundang kepala politik Taliban Mullah Abdul Ghani Baradar untuk bertemu di Tianjin bulan lalu.  (AFP: Li Ran | Xinhua)
Sumber :
  • abc

Dengan begitu cepatnya kelompok Taliban menguasai Afghanistan termasuk ibu kota Kabul membuat banyak negara Barat mengungsikan warga mereka dari sana.

Namun, China tidak melakukan hal yang sama.

Kedutaan mereka di Kabul masih berfungsi normal, dan para pebisnis China yang berada di sana didorong untuk melihat peluang yang bisa dilakukan.

Juru bicara Taliban, Suhail Shaheen, mengatakan kepada jaringan televisi milik pemerintah China, CGTN, bahwa China bisa 'memainkan peran penting dalam membangun kembali Afghanistan".

Tidaklah mengherankan bahwa Taliban berpaling ke Timur untuk menarik investasi karena negeri yang tercabik oleh perang ini kemungkinan akan menghadapi sanksi baru dari negara-negara G7.

Namun, Dr Rodger Shanahan dari lembaga pemikir Australia, Lowy Institute, mengatakan 'menanam investasi terlalu banyak di Afghanistan juga memiliki risiko besar".

"Walau Beijing tidak terlalu mengkhawatirkan kekuasaan Taliban dan Taliban tidak berbicara banyak mengenai masalah Uyghur, yang adalah pertanda mereka akan membuka diri untuk investasi dari China, China juga harus belajar dari pengalaman Amerika Serikat di sana."

Investasi China di Afghanistan meningkat

Menurut Badan Otoritas Informasi dan Statistik Nasional Afghanistan, tiga mitra dagang terbesar Afghanistan adalah Iran, Pakistan dan China.