Logo BBC

Eks Kolonel Intelijen Korut Ungkap Sepak Terjang Spionase Kim Jong-un

Kim Kuk-song menghabiskan 30 tahun bekerja demi mencapai posisi teratas sebagai agen mata-mata Korea Utara yang berkuasa. BBC Indonesia
Kim Kuk-song menghabiskan 30 tahun bekerja demi mencapai posisi teratas sebagai agen mata-mata Korea Utara yang berkuasa. BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Sang kolonel berujar pada Mei 2009, ada titah dari rantai komando untuk membentuk "satuan tugas teror" untuk membunuh seorang mantan pejabat Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan.

"Bagi Kim Jong-un, itu adalah tindakan demi memuaskan sang pemimpin tertinggi (ayahnya)," kata Kim.

"`Pasukan Teror` dibentuk untuk membunuh Hwang Jang-yop secara rahasia. Saya secara pribadi mengarahkan dan melaksanakan pekerjaan itu."

North Korean leader Kim Jong-il (L) walks in front of his youngest son Kim Jong-un as they watch a parade to commemorate the 65th anniversary of the founding of the Workers
Reuters
Mantan Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-il dengan putranya, Kim Jong-un (kanan).

Hwang Jang-yop pernah menjadi salah seorang pejabat paling berkuasa di negara itu. Dia adalah arsitek utama berbagai kebijakan Korea Utara.

Pembelotannya ke Korea Selatan pada 1997 tidak pernah dimaafkan. Begitu tiba di Seoul, dia sangat kritis terhadap rezim, dan keluarga Kim ingin membalas dendam.

Namun upaya pembunuhan itu gagal. Dua orang perwira militer Korea Utara masih menjalani hukuman penjara 10 tahun di Seoul atas rencana tersebut.

Pyongyang selalu membantah terlibat dan mengklaim Korea Selatan berada di balik upaya pembunuhan itu.

Kesaksian Kim mengesankan sebaliknya.

"Di Korea Utara, terorisme adalah alat politik yang melindungi martabat tertinggi Kim Jong-il dan Kim Jong-un", katanya.

"Itu adalah sebuah hadiah untuk menunjukkan kesetiaan para penerus kepada pemimpin besarnya."

Ada lebih banyak lagi yang akan datang. Setahun kemudian, pada 2010, kapal angkatan laut Korea Selatan, Cheonan, tenggelam setelah terkena torpedo.

Sebanyak 40 enam nyawa hilang. Pyongyang selalu membantah keterlibatannya.

Kemudian, pada November tahun itu, lusinan peluru artileri Korea Utara menghantam pulau Yeongpyeong di Korea Selatan. Dua tentara dan dua warga sipil tewas.

Ada banyak perdebatan tentang siapa yang memberi perintah atas serangan itu.

Kim mengatakan dia "tidak terlibat langsung dalam operasi di Pulau Cheonan atau Yeonpyeong", tetapi "bukan rahasia bagi petugas RGB (Intelijen Korea Utara), itu diperlakukan dengan bangga, sesuatu untuk dibanggakan".

Dan operasi itu tidak akan terjadi tanpa perintah dari atas, ujarnya.

"Di Korea Utara, bahkan ketika sebuah jalan dibangun, itu tidak dapat dilakukan tanpa persetujuan langsung dari Pemimpin Tertinggi.

"Penenggelaman Cheonan dan penembakan Pulau Yeongpyeong bukanlah hal yang bisa dilakukan oleh bawahan.

"Pekerjaan militer semacam ini dirancang dan dilaksanakan oleh perintah khusus Kim Jong-un. Ini sebuah pencapaian."