Logo BBC

Eks Kolonel Intelijen Korut Ungkap Sepak Terjang Spionase Kim Jong-un

Kim Kuk-song menghabiskan 30 tahun bekerja demi mencapai posisi teratas sebagai agen mata-mata Korea Utara yang berkuasa. BBC Indonesia
Kim Kuk-song menghabiskan 30 tahun bekerja demi mencapai posisi teratas sebagai agen mata-mata Korea Utara yang berkuasa. BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

"Ada kapal selam mini khusus, semi-submersible. Korea Utara sangat pandai membangun peralatan canggih seperti ini," katanya.

Klaim Kim ini barangkali sedikit propaganda Korea Utara lantaran kapal selam negara itu memiliki mesin diesel yang berisik.

Tetapi Kim mengklaim bahwa kesepakatan itu sangat sukses sehingga wakil direktur Korea Utara di Iran akan membual tentang undangannya kepada orang-orang Iran ke kolam renangnya untuk membicarakan bisnis.

Kesepakatan senjata Korea Utara dengan Iran telah menjadi rahasia umum sejak 1980-an dan bahkan termasuk rudal balistik, menurut Profesor Andrei Lankov, salah satu otoritas terkemuka dunia di Korea Utara.

Korea Utara terus memajukan pengembangan senjata pemusnah massal, meskipun dikenai sanksi internasional.

Pada September, negara itu menguji empat sistem senjata baru termasuk rudal jelajah jarak jauh baru, sistem peluncuran kereta untuk rudal balistik, rudal hipersonik, dan rudal anti-pesawat.

Dan teknologi di negara itu semakin berkembang dan makin canggih.

Menurut Kim, Pyongyang juga menjual senjata dan teknologi ke negara-negara yang dilanda perang berkepanjangan.

Dalam beberapa tahun terakhir, PBB menuduh Korea Utara memasok senjata ke Suriah, Myanmar, Libya dan Sudan.

PBB memperingatkan bahwa senjata yang dikembangkan di Pyongyang dapat berakhir di banyak sudut dunia yang bermasalah.

`Pelayan setia yang dikhianati`

Kim menjalani kehidupan istimewa di Korea Utara.

Dia mengklaim dia diberi mobil Mercedes-Benz oleh bibi Kim Jong-un, dan diizinkan bepergian ke luar negeri secara bebas untuk mengumpulkan uang bagi pemimpin Korea Utara.

Dia mengatakan dia menjual logam langka dan batu bara untuk mengumpulkan jutaan uang tunai, yang akan dibawa kembali ke negara itu dalam sebuah koper.

Koneksi politik Kim yang kuat melalui pernikahan memungkinkan dia untuk berpindah di antara badan-badan intelijen yang berbeda, katanya.

Tetapi koneksi yang sama itu juga menempatkan dia dan keluarganya dalam bahaya.

Tidak lama setelah naik takhta politik pada 2011, Kim Jong-un memutuskan untuk membersihkan orang-orang yang dianggapnya sebagai ancaman, termasuk pamannya sendiri, Jang Song-thaek.

Sudah lama ada anggapan bahwa Jang adalah pemimpin de facto Korea Utara, saat kesehatan Kim Jong-il memudar.

Menurut Kim, nama Jang Song-thaek lebih dikenal luas ketimbang Kim Jong-un.

"Saat itulah saya merasa Jang Song-thaek tidak akan bertahan lama. Saya merasa dia akan diasingkan ke pedesaan," katanya.