Remaja Iran Nika Shakarami Tewas Setelah Videonya Membakar Hijab Viral di Twitter

Gambar Nika Shakarami membakar hijab sebagai bentuk protes terhadap pemerintah Iran.
Sumber :
  • Twitter

VIVA Dunia – Seorang remaja Iran kembali tewas saat terlibat dalam protes antihijab di Iran. Baru-baru ini sebuah video di Twitter kembali viral, yang memperlihatkan remaja tersebut berada di atas tempat sampah, dan membakar jilbabnya untuk menentang pemerintah Iran.

Video Pemobil Tak Merasa Salah Setelah Bikin Pengendara Motor Kecelakaan

Nika Shakarami, yang berusia 16 tahun itu terlihat berdiri di atas tempat sampah dan membakar jilbabnya di Teheran pada 20 September 2022. Sementara yang lain meneriakkan slogan-slogan menentang Republik Islam.

Melansir dari BBC, Selasa, 11 Oktober 2022, Nika kemudian menghilang setelah memberi tahu seorang teman bahwa dia dikejar oleh polisi moral Iran. Ibu Nika, Nasrin, menuduh pasukan keamanan membunuh putrinya, tetapi para pejabat mengatakan bahwa Nika meninggal setelah melakukan aksi bunuh diri dari sebuah bangunan.

Mirip Punya Rusia, Drone Bunuh Diri Iran Keliaran dalam Operasi Nabi Besar

Ibunya membantah bahwa Nika terlihat dalam video CCTV yang dikeluarkan oleh pejabat, yang digunakan untuk mendukung klaim bahwa kematian Nika tidak terkait dengan protes hari itu. Pekan lalu, TV pemerintah Iran menyiarkan rekaman buram yang menunjukkan seorang gadis atau wanita remaja, yang diidentifikasi sebagai Nika, sedang berjalan menyusuri gang dan memasuki sebuah gedung melalui sebuah pintu.

Ancam Israel, Jenderal Ali Belali Tunjukkan Deretan Senjata Pemusnah Iran

Tetapi Nasrin mengatakan kepada BBC Persia bahwa orang dalam video itu bukan putrinya. Sumber lain yang dekat dengan keluarga Nika juga mengatakan bahwa Nika tidak berjalan seperti itu.

Keluarga dipaksa membuat pernyataan palsu

Ibu Nika juga menuduh bahwa saudara perempuannya Atash dan saudara laki-lakinya Mohsen dipaksa untuk membuat pernyataan palsu mengenai kematian Nika selama mereka ditahan. "Mereka mengancam akan menahan anak saudara laki-laki saya yang berusia empat tahun," katanya.

Atash mengatakan bahwa Nika tewas jatuh dari gedung. Mereka dibebaskan setelah membuat pernyataan seperti itu.

Keluarga Nika mengungkapkan bahwa mereka menemukan tubuh anaknya di kamar mayat 10 hari setelah dia hilang, dan mereka hanya diizinkan oleh pejabat untuk melihat wajah Nika selama beberapa detik untuk mengidentifikasinya.

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan pemutakhiran database.

Photo :

Atash juga mengatakan bahwa Pengawal Revolusi Iran mengatakan kepadanya bahwa Nika berada dalam tahanan mereka selama lima hari dan kemudian diserahkan kepada otoritas penjara.

Ibu Nika mengatakan bahwa anaknya telah menghilang beberapa jam setelah menghadiri protes yang terlihat dalam video yang muncul di media sosial dalam beberapa hari terakhir. Salah satu video menunjukkan seorang gadis berpakaian hitam berdiri di tempat sampah di jalan dan melambaikan jilbab yang terbakar.  

Kerumunan di sekelilingnya terdengar meneriakkan "matilah diktator", yang merujuk pada Pemimpin Tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei, yang memiliki keputusan akhir tentang semua masalah negara.

"Seperti Nika, saya telah menentang wajib hijab sejak saya masih kecil. Tapi generasi saya tidak cukup berani untuk memprotes," kata ibunda Nika kepada BBC Persia.

"Orang-orang seusia saya menerima penindasan, intimidasi, dan penghinaan selama bertahun-tahun, tetapi putri saya memprotes dan dia berhak melakukannya."

Banyak korban berjatuhan

Para pelajar perempuan di Iran protes antihijab dan salahkan negara yang keras

Photo :
  • Twitter

Generasi Z yang didefinisikan sebagai mereka yang lahir antara tahun 1997 dan 2012, berada di garis depan protes yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, seorang wanita berusia 22 tahun yang ditahan oleh polisi moral karena diduga melanggar undang-undang Republik Islam mengenai cara berpakaian. Nika bukan satu-satunya pemrotes wanita muda yang terbunuh selama kerusuhan.

Keluarga Hadis Najafi juga mengatakan bahwa dia ditembak mati oleh pasukan keamanan saat melakukan protes di kota Karaj, sebelah barat Teheran, pada 21 September 2022 lalu.

Gadis 16 tahun lainnya, Sarina Esmailzadeh, diduga meninggal setelah dipukuli di kepalanya dengan tongkat oleh pasukan keamanan selama protes di Karaj pada 23 September 2022, menurut Amnesty International.

Pada hari Senin, Masyarakat Iran untuk Melindungi Hak Anak melaporkan bahwa total 28 anak telah tewas selama protes. Banyak anak lain telah ditangkap dan ditahan di pusat-pusat penahanan, kata kelompok itu

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya