Filipina Bikin 'Sakit Hati' Rusia Gara-gara Helikopter Angkut Militer AS

Ferdinand Marcos Jr.
Sumber :
  • AP Photo/Aaron Favila

VIVA Dunia – Amerika Serikat (AS) pantas tersenyum dengan kabar terbaru yang datang dari Filipina. Sebaliknya Rusia pantas meradang. Kamis 20 Oktober 2022 kemarin, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan telah membatalkan kesepakatan pembelian helikopter angkut militer dari Rusia. 

Dikawal 4 Jet Tempur Sukhoi Flanker, Vladimir Putin Datangi Pemakaman Presiden Iran

Yang lebih menyakitkan lagi bagi Rusia, Filipina justru akan beralih ke helikopter angkut setipe buatan Amerika Serikat. Bukan rahasia lagi jika persaingan Rusia dan Amerika Serikat juga panas terkait jual beli persenjataan perang.

Empat helikopter Mi-17V5 milik Skadron-31/Serbu Penerbangan Angkatan Darat

Photo :
  • Antara/ R Rekotomo
Presiden Iran Akan Dimakamkan 23 Mei Mendatang, Begini Prosesinya

“Kami telah mendapatkan pasokan alternatif (untuk helikopter angkut berat) dari Amerika Serikat,” kata Marcos dilansir straitstimes.

“Sayangnya, kami sudah melakukan pembayaran uang muka (kepada pabrikan Rusia) yang kami harapkan dapat dinegosiasikan untuk mendapatkan kembali setidaknya persentase dari kesepakatan itu. Yang jelas kesepakatan pada awal atau pertengahan tahun lalu dibatalkan," tambah Marcos Jr.

Imam Masjid Penumpang Helikopter Presiden Iran Masih Hidup 1 Jam Usai Kecelakaan

Sebelum Marcos Jr memutuskan akan membeli helikopter angkut militer buatan AS, presiden Filipina sebelumnya Rodrigo Duterte memang telah menandatangani kesepakatan dengan Rusia untuk pembelian 16 helikopter Mi-17 senilai 216 juta dollar AS atau setara hampir Rp 3,4 triliun . 

VIVA Militer: Helikopter Mil Mi-17 dan Sikorsky UH-60 Black Hawk

Photo :
  • army.mil

Kesepekatan ini memang sempat ditunda Duterte buntut invansi yang dilakukan Rusia ke Ukraina. Terbaru, kesepakatan ini diklaim dibatalkan secara sepihak oleh Marcos Jr yang terpilih sebagai presiden baru menggantikan Duterte sejak menang pemilu pada Mei lalu.

Rusia sendiri lewat duta besarnya untuk Filipina tampak belum bisa berkomentar banyak terkait hal ini. Namun mereka masih mengklaim kesepakatan yang diteken Duterte masih berjalan. Bahkan menurut Duta Besar Rusia untuk Filipina Marat Pavlov, saat ini pabrikan masih melanjutkan perakitan Mi-17.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya