Ramalan Gila Eks Presiden Rusia di 2023: Jerman-Prancis Perang, Elon Musk Jadi Presiden

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev
Sumber :
  • Sputnik Pool Photo via AP

VIVA Dunia – Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev meramalkan pada tahun 2023 yang akan datang akan terjadi perang antara Jerman dan Prancis. Selain itu, dia juga meramalkan adanya perang saudara di Amerika Serikat (AS), yang kemungkinannya CEO dari mobil Tesla yakni Elon Musk akan menjadi Presiden di wilayah konflik tersebut.

Potret Lisa Blackpink Diduga Ngedate Bareng Frederic ke Museum hingga Makan Es Krim

Medvedev yang menjabat sebagai wakil kepala dewan keamanan penasehat Presiden Vladimir Putin, sebelumnya pernah menempati kursi presiden selama empat tahun, ketika Putin saat itu memegang jabatan perdana menteri.

VIVA Militer: Dmitry Medvedev dan Vladimir Putin

Photo :
  • rferl.org
Elon Musk Mendadak Bertemu Pejabat Nomor 2 China di Beijing

Pada hari Senin, 26 Desember 2022, dia juga mendeklarasikan diri bahwa dia akan menjabat sebagai wakil Putin di sebuah badan yang mengawasi industri militer.

Melansir dari NDTV, Kamis, 29 Desember 2022, dalam daftar prediksinya untuk tahun 2023, yang dipublikasikan di akun Telegram dan Twitter pribadinya, dia meramalkan Inggris akan bergabung kembali dengan Uni Eropa, yang pada gilirannya akan runtuh.

Aksi Solidaritas untuk Palestina di AS Dapat Apresiasi dari Warga Gaza

Musk, yang juga pemilik Twitter, menanggapi ramalan tersebut dengan menulis "Epic thread!!", dalam tweetnya, meskipun dia juga mengkritik beberapa prediksi Medvedev.

Dalam kesempatan yang sama, Medvedev memuji Musk di masa lalu karena mengusulkan Ukraina menyerahkan wilayah ke Rusia dalam kesepakatan damai.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu, Medvedev telah membingkai konflik dalam istilah apokaliptik, agama dan mengejek Ukraina dengan menyebutnya sebagai kecoak.

Pekan lalu dia juga melakukan kunjungan luar negeri ke China, dan mengadakan pembicaraan tentang kebijakan luar negeri dengan Presiden China Xi Jinping.

Ilmuwan politik Vladimir Pastukhov mengatakan bahwa pesona publik Medvedev yang baru terbuka tampaknya mendapat dukungan dari bosnya.

"Postingan Telegram Medvedev telah menemukan setidaknya satu pembaca, dan memang seorang pengagum: Putin," tulis Pastukhov, seorang profesor ilmu politik di London's University College London, dalam Telegram miliknya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya