China Akhirnya Laporkan Korban Meninggal Akibat COVID-19 Capai 60.000 Jiwa

Warga Beijing memakai masker untuk melindungi diri dari COVID-19.
Sumber :
  • AP Photo/Mark Schiefelbein.

VIVA Dunia – China akhirnya melaporkan jumlah korban meninggal yang mencapai 60.000 kematian terkait COVID-19 sejak awal Desember. Hal itu diungkapkan oleh pemerintah China pada Sabtu, 14 Januari 2023.

Tetap Kompak, Momen Eko dan Akri Jenguk Parto, Minta Penggemar Jangan Khawatir Hal Ini

Melansir dari AP, Senin, 16 Januari 2023, angka-angka itu mungkin masih jauh lebih banyak, meskipun pemerintah mengatakan bahwa puncak pandemi terbaru telah berlalu.

Jumlah korban meninggal termasuk 5.503 kematian akibat sesak napas yang disebabkan oleh COVID-19 dan 54.435 kematian akibat penyakit lain yang digabungkan dengan COVID-19, sejak 8 Desember 2022, menurut laporan Komisi Kesehatan Nasional negara itu. 

Viral, Pria Gorontalo Temani Jenazah Ayah di Dalam Keranda untuk Terakhir Kali

Warga Beijing memakai masker untuk melindungi diri dari COVID-19.

Photo :
  • AP Photo/Mark Schiefelbein.

Dikatakan juga bahwa laporan angka kematian terkait COVID-19, hanya terjadi di rumah sakit, yang berarti siapa pun yang meninggal di dalam rumah tidak akan dimasukkan dalam data korban tewas.

SPKLU Sudah Banyak, Naik Wuling BinguoEV Bisa dari Jakarta ke Mandalika

China hanya menghitung kematian akibat pneumonia atau sesak napas dalam angka kematian resmi COVID-19, dan tidak mengaitkan kematian itu dengan banyak aspek.

China juga diketahui berhenti melaporkan data tentang kematian dan infeksi COVID-19 setelah tiba-tiba mencabut kontrol anti-virus pada awal Desember lalu, meski ada lonjakan infeksi yang dimulai pada bulan Oktober dan membuat rumah sakit penuh dengan pasien yang demam.

Rumah sakit di seluruh negeri telah kewalahan dengan melonjaknya pasien, dan rumah duka serta krematorium telah berjuang untuk menangani orang mati.

Karena hal tersebut Organisasi Kesehatan Dunia dan pemerintah lainnya telah meminta informasi setelah laporan oleh pemerintah kota dan provinsi menyatakan sebanyak ratusan juta orang di China mungkin telah tertular virus tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya