Tampilkan Video Palsu Pesaingnya, Presiden Turki Erdogan Dituntut Rp746 Juta

VIVA Militer: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan
Sumber :
  • theguardian.com

VIVA Dunia – Hanya beberapa hari sebelum pemilihan parlemen dan presiden utama Turki, yang digambarkan sebagai pemungutan suara paling penting di dunia tahun ini, ada satu video menimbulkan kontroversi yang besar.

Viral Imam Masjid di Turki Ajak Main Anak-anak di Masjid, Warganet: di Indo Mah Boro-boro

Video itu ditampilkan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada rapat umum politik. 

Selama pertemuan itu, Erdogan terdengar berbicara kepada orang banyak, bertanya, "Apakah warga negara dan lokal saya akan memilih ini?" Dia kemudian menunjuk ke layar besar di belakangnya, melansir DW, Jumat, 26 Mei 2023.

Potret Hangat Presiden Turki Erdogan dan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Saat Bertemu di Istanbul

Kemal Kilicdaroglu

Photo :
  • 1Lurer

Layar menunjukkan apa yang tampak seperti cuplikan kampanye penantang utama Erdogan, Kemal Kilicdaroglu, mengatakan kepada penonton "mari kita pergi ke kotak suara bersama."

Dewan Keamanan PBB Dikritik karena Gagal Tegakkan Resolusi saat Serangan di Gaza Meningkat

Setelah beberapa detik, Kilicdaroglu menghilang dari layar dan orang kedua, yang mengenakan seragam militer, muncul. Rekaman itu tampaknya masih menjadi bagian dari video kampanye Kilicdaroglu.

Tokoh kedua itu adalah Murat Karayilan, salah satu pendiri Partai Pekerja Kurdistan atau PKK, organisasi militan Kurdi yang tergolong organisasi teroris di Uni Eropa dan Amerika Serikat.

Dengan video ini, Erdogan bermaksud menghubungkan saingan utamanya dengan PKK, yang juga dianggap oleh pemerintah Turki sebagai kelompok teroris. 

Namun ternyata, video kampanye tersebut tidak lah asli dan telah dimanipulasi dengan menggabungkan dua video terpisah dengan latar belakang dan konten yang sama sekali berbeda.

Tak senang dengan hal ini, pihak Kilicdaroglu mengajukan gugatan dan menuntut ganti rugi sebesar satu juta lira atau Rp746 juta ke pihak Erdogan karena menayangkan video palsu itu saat kampanye.

Pengacara Kilicdaroglu, Celal Celik, mengonfirmasi gugatan itu. Nantinya, dana ini akan disumbangkan ke lembaga penjamin pendidikan anak-anak tentara Turki yang telah meninggal. 

Video yang dipersembahkan oleh Erdogan ini muncul setelah para ahli memperingatkan adanya peningkatan manipulasi di media sosial Turki menjelang pemilu.

Yang pertama dari dua video tersebut adalah video kampanye asli Kilicdaroglu. Itu adalah iklan politik khas yang meminta orang untuk memilih, dan menjanjikan kemenangan di tempat pemungutan suara. Tapi itu tidak memuat cuplikan Karayilan atau PKK.

Rekaman yang telah diedit yang diperlihatkan oleh Erdogan, yang merupakan close-up dari aslinya, kemungkinan diangkat dari adegan yang dimulai pada detik 00:37 di video Kilicdaroglu.

Namun, dalam video kampanye aslinya, adegan setelahnya tidak menampilkan Murat Karayilan, melainkan dua perempuan yang keluar dari sebuah gedung.

Sementara itu, video kedua terlihat jauh lebih tua. Itu dapat ditemukan dengan melakukan pencarian online lanjutan dari gambar serupa Karaliyan dalam pakaian militer.

Video tersebut memperlihatkan pemimpin PKK berbicara tentang apa yang dia sebut sebagai awal perjuangan bersenjata PKK selama tiga dekade lalu, menurut situs web di mana video itu diterbitkan. 

Artikel yang menyertai video tersebut diterbitkan pada 15 Agustus 2021.

VIVA Militer: Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan

Photo :
  • foxnews.com

Dalam video yang dimanipulasi Erdogan, rekaman Karayilan kemungkinan besar diambil dari video ini dan didekontekstualisasikan untuk memberi kesan bahwa Karayilan mendukung Kilicdaroglu.

Singkatnya, Erdogan menyajikan rekaman yang diubah yang dihasilkan dari penggabungan adegan-adegan dari video kampanye Kilicdaroglu dengan pesan video lama oleh Karayilan, dan mengeditnya menjadi satu film.

Meski begitu, Erdogan merasa tak bersalah dan berkata "Direkayasa atau tidak, mereka merekam video dengan orang-orang Qandil dan anggota PKK, menunjukkan dukungan mereka ke Kilicdaroglu," kata Erdogan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya