Rusia Kecam Pembicaraan Perdamaian untuk Ukraina yang Dihadiri China di Arab Saudi

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi JInping.
Sumber :
  • Business Insider

Riyadh – Beijing, sekutu dekat Moskow, memuji pembicaraan damai yang telah berlangsung, yang bertujuan untuk menemukan formula perdamaian di Ukraina. Hal itu disampaikan Beijing setelah seorang utusannya menghadiri pertemuan puncak akhir pekan di Arab Saudi, yang dikecam oleh Rusia. 

Polisi Saudi Wanti-wanti Jemaah, Waspada Iklan Layanan Haji Palsu

China mengatakan pertemuan dua hari, yang berlangsung di Jeddah, telah membantu mengkonsolidasikan konsensus internasional dalam menemukan solusi damai untuk konflik tersebut, 

Pembicaraan tersebut mempertemukan lebih dari 40 negara, termasuk Ukraina, Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan kelompok negara BRICS.

Survey: 81 Persen Warga AS Punya Pandangan Negatif Terhadap China

VIVA Militer: Tentara Ukraina terluka parah dalam perang melawan pasukan Rusia

Photo :
  • meduza.io

Sementara itu, pejabat Kremlin mengatakan Rusia tidak diundang ke pembicaraan itu tetapi tetap memantau perkembangannya. Di lain sisi, Ukraina memuji kehadiran China sebagai kemenangan diplomatik. 

Baru Dipakai 39 Km, Xiaomi SU7 Ini Rusak Total

Dalam foto yang diterbitkan oleh kantor berita negara Arab Saudi, penasihat keamanan nasional Saudi, Musaed bin Mohammed Al-Aiba, duduk di antara timpalannya dari AS, Jake Sullivan, dan Perwakilan Khusus China untuk Urusan Eurasia Li Hui. 

"Li memiliki kontak dan komunikasi yang luas dengan semua pihak mengenai penyelesaian politik krisis Ukraina, seperti mendengarkan pendapat dan proposal semua pihak, dan lebih lanjut mengkonsolidasikan konsensus internasional," kata kementerian luar negeri China dalam sebuah pernyataan tertulis. 

“Semua pihak secara positif mengomentari kehadiran Li Hui, dan sepenuhnya mendukung peran positif China dalam memfasilitasi pembicaraan damai,” lanjutnya. 

Dia juga menambahkan bahwa Beijing akan terus bekerja untuk memperkuat dialog berdasarkan proposal 12 poinnya untuk Ukraina. Sebagai informasi, China sebelumnya telah mengklaim sebagai pihak yang netral dalam konflik tersebut, tetapi pemimpin Xi Jinping telah memperdalam hubungannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin 

Beijing juga memandang Moskow sebagai mitra utama dan penyeimbang di tengah meningkatnya ketegangan dengan Barat, dan telah menolak mengutuk invasi Putin atau menyerukan penarikan pasukan Rusia dari wilayah Ukraina, serta menolak bergabung dengan sanksi Barat terhadap Kremlin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya