- gov.il
Tel Aviv – Seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada bahwa dia yakin pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan El Deif berada di balik serangan brutal di wilayah Israel, pada 7 Oktober 2023, yang menyebabkan sedikitnya 1.300 orang tewas.
"Sinwar dan Deif,” kata Ron Dermer, Menteri Urusan Strategis Israel dan anggota kabinet perang barunya, mengatakan kepada CBS News dalam sebuah wawancara di Tel Aviv.
"Ada dua orang di Gaza. Mereka adalah orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan ini. Namun mereka didukung oleh Iran. Mereka didukung secara finansial. Mereka didukung dengan senjata. Mereka didukung dengan pelatihan, dengan logistik, dengan komunikasi, dengan dukungan politik. Iran adalah sumber dari banyak masalah di Timur Tengah," tambahnya.
Juru bicara militer Israel Letkol Richard Hecht juga menyoroti Sinwar dalam sebuah pengarahan, pada Sabtu, 14 Oktober 2023.
“Orang itu sedang dalam pengawasan kami,” kata Hecht, dikutip dari CBS News, Rabu, 18 Oktober 2023.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) juga telah mengatakan, sejak perang dimulai, bahwa Iran telah lama mendukung Hamas dengan dukungan material, finansial dan logistik, namun hingga saat ini belum ada bukti yang ditemukan yang mengaitkan serangan tersebut dengan Teheran.
Meski demikian, beberapa pejabat AS mengatakan bahwa intelijen AS mengindikasikan Iran terkejut dengan serangan Hamas terhadap Israel, yang telah menewaskan sedikitnya 1.300 orang dan menyebabkan 3.200 lainnya terluka.
Dermer yakin pertanyaan apakah Iran secara spesifik mengetahui waktu terjadinya serangan pada 7 Oktober ini adalah pertanyaan yang tidak penting, mengingat intelijen menunjukkan bahwa sebagian besar pendanaan Hamas berasal dari Iran.
“Ada pertanyaan apakah Iran mengetahui waktu serangan spesifik ini,” kata Dermer. "Tetapi Iran berada di belakang Hamas. Hamas, 93 persen dari anggaran militer mereka, adalah Iran. Mereka mengadakan pertemuan sepanjang waktu, Iran dan Hamas. Jadi apakah mereka tahu bahwa serangan itu akan terjadi pada hari ini, atau tiga hari kemudian, atau seminggu kemudian, atau dua minggu kemudian, itu adalah pertanyaan terpisah. Tanpa Iran serangan ini tidak akan terjadi. Saya dapat meyakinkan anda."
Ketika ditanya apakah serangan Israel terhadap Iran sedang dipertimbangkan, Dermer menggambarkan bahwa Iran sengaja untuk menghancurkan Israel.
“Jadi kami akan melakukan apapun yang harus kami lakukan untuk membela diri, untuk mencegah rezim seperti itu," tambah Dermer.
Dia juga membandingkan antara serangan 7 Oktober dan 9/11.
“Ketika Israel kehilangan 1.300 orang, ketika 1.300 orang dibunuh, itu sama dengan 50.000 orang Amerika yang dibunuh dalam satu hari,” kata Dermer.
“Saat ini, dengan jumlah yang kita lihat, kejadiannya adalah 20 peristiwa 9/11. Dan kita tidak sedang berhadapan dengan organisasi teroris yang berjarak ribuan mil jauhnya seperti yang anda lakukan setelah 9/11. Kita sedang berhadapan dengan sebuah organisasi teroris di halaman belakang rumah kita, secara harafiah hanya beberapa meter dari rumah penduduk."
Ketika ditanya tentang keselamatan lebih dari 2 juta penduduk Gaza, Dermer menyalahkan Hamas atas banyaknya korban sipil.
Sejak perang dimulai, setidaknya 2.670 orang di Gaza telah tewas akibat serangan balasan Israel, dan 9.600 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.