Anti-semitisme Meningkat, Pemerintah Israel Imbau Warganya Tak Bepergian ke Luar Negeri
- TOI
VIVA Dunia – Anti-semitisme atau suatu sikap permusuhan atau prasangka terhadap kaum Yahudi di seluruh dunia meningkat sejak Israel menyatakan perang terhadap Hamas atas serangan pada 7 Oktober lalu.
Karena hal itu, Dewan Keamanan Nasional Israel pada pekan lalu mendesak warga Israel untuk mempertimbangkan kembali perjalanan ke luar negeri dan menyerukan mereka yang terbang ke luar negeri untuk tidak menunjukkan identitas Yahudi dan Israel mereka saat berada di luar negeri.
Dalam pernyataan bersama dengan Kementerian Luar Negeri, Dewan Keamanan Nasional mengatakan warga Israel harus “mempertimbangkan hal-hal mendasar” dari rencana perjalanan mereka sebelum berangkat dan mengambil tindakan pencegahan tambahan saat berada di luar negeri.
VIVA Militer: Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu
- euractiv.com
"Kedutaan besar Israel, bandara yang menerima penerbangan dari Israel serta komunitas Yahudi dan lembaga keagamaan di luar negeri adalah target utama aksi protes antisemit dan adanya upaya serangan,” kata pengumuman itu, melansir Times of Israel, Selasa, 7 November 2023.
Pernyataan itu meminta warga Israel untuk tidak mengunjungi negara-negara yang memberlakukan peringatan perjalanan untuk warga Israel, khususnya negara-negara Arab dan Timur Tengah, Kaukasus Utara, dan negara-negara yang berbatasan dengan Iran, lanjut pernyataan tersebut,
"Mereka yang bepergian ke negara-negara tanpa peringatan perjalanan harus waspada terhadap protes dan aksi kekerasan terhadap Israel,” menurut pernyataan itu. Pernyataan tersebut juga menyarankan warga Israel untuk tidak mendiskusikan tugas di dinas keamanan Israel, termasuk tentara dengan orang asing.
Dewan Keamanan Nasional dan Kementerian Luar Negeri telah mengeluarkan peringatan perjalanan untuk sejumlah negara dan meminta warga Israel yang mengunjungi mereka untuk meninggalkan negara tersebut sesegera mungkin, termasuk Mesir, Yordania dan Turki.
Warga Israel
- TOI
Awal pekan ini, mereka mengatakan warga Israel harus menghindari perjalanan ke Kaukasus Utara Rusia dan mereka yang sudah berada di sana harus pergi, setelah terjadi kerusuhan di bandara di wilayah Dagestan yang mayoritas penduduknya Muslim, yang mana mereka menolak kehadiran warga Israel yang baru turun dari pesawat dan menuntut mereka untuk pergi.
