Lebih 3 Juta Warga China Ikut Tes CPNS di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Kota Beijing, China.
Sumber :
  • Pixabay

Beijing – Lebih dari 3 juta orang mengikuti ujian calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahunan di China. Hal itu terungkap berdasarkan laporan sejumlah media milik pemerintah China.

Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG

Menurut China Daily, ujian tersebut diadakan secara serentak di 237 kota di seluruh negeri pada 26 November lalu.

Sebanyak 39.600 lowongan yang diperebutkan para pencari kerja di lembaga pemerintah pusat dan afiliasinya, yang membuat persaingan menjadi semakin ketat. Jumlah lowongan ini juga dikabarkan meraih rekor tertinggi.

SPKLU Sudah Banyak, Naik Wuling BinguoEV Bisa dari Jakarta ke Mandalika

Menurut informasi dari Global Times, rata-rata 77 kandidat bersaing untuk setiap posisi yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa layanan sipil semakin menjadi pilihan menarik di tengah ketidakpastian ekonomi bagi warga China.

Ekonomi China melalui geliat pembangunan di Kota Beijing

Photo :
  • AP Photo/Andy Wong
Neta Mulai Rakit Mobil Listrik di Indonesia

Fenomena ini juga mencerminkan kekhawatiran orang-orang China, khususnya generasi muda, terhadap kesulitan mendapatkan pekerjaan yang stabil di tengah tantangan ekonomi yang sulit.

Karir di sektor layanan sipil ini menjadi semakin diminati oleh kaum muda yang mencari job security, karena semakin berkurangnya kesempatan kerja di sektor swasta.

Melonjaknya harga-harga, tingginya biaya hidup dan penghematan di sektor swasta atau korporasi telah mempersulit generasi muda China untuk mendapatkan pekerjaan.

Survei terbaru menunjukkan bahwa tingkat pengangguran perkotaan mencapai 5 persen pada bulan Oktober. Angka ini tidak berubah dari bulan September.  

Namun, pada tahun ini, angka tersebut mencapai puncaknya sebesar 5,6 persen pada bulan Februari. Padahal, sebelumnya angka pengangguran telah turun ke level terendah sejak November 2021. 

Tetapi, angka itu meningkat hingga 6,1 persen pada April 2022, setelah lockdown dan tindakan pengendalian virus Corona yang ketat, yang berdampak pada banyak wilayah, termasuk di pusat internasional Shanghai.

Biro Statistik Nasional (NBS) China, yang bertanggung jawab menyiapkan data pengangguran, berhenti merilis data mulai bulan Juli.  

Pada bulan Juni, data menunjukkan bahwa tingkat pengangguran di Tiongkok untuk kelompok usia 16-24 tahun telah meningkat ke angka tertinggi sepanjang masa sebesar 21,3 persen pada bulan Juni.

Tiga bulan kemudian, Juru Bicara NBS Liu Aihua mengatakan bahwa pasar kerja bagi lulusan perguruan tinggi diperkirakan akan membaik, tetapi gagal memberikan jadwal spesifik untuk melanjutkan rilis data pengangguran kaum muda.

Menurut SCMP, indeks sentimen ketenagakerjaan dalam survei kuartal kedua bank sentral terhadap 20.000 rumah tangga di 50 kota, mengalami penurunan menjadi 48,7 persen dari 52,3 persen pada tiga bulan pertama tahun ini.  

Dalam survei tersebut, 44,5 persen responden melaporkan “biasa saja” dalam mencari pekerjaan, dan 43,7 persen melaporkan kesulitan atau ketidakpastian.

Global Times juga melaporkan, rata-rata ada 68 orang yang bersaing memperebutkan satu posisi dalam ujian tersebut.

Sebuah posisi layanan pos di Prefektur Ngari, Daerah Otonomi Xizang Tiongkok Barat Daya, telah menarik hampir 20.000 peserta ujian untuk mendaftar. Kemudian peluncurannya melampaui 2 juta pendaftar untuk pertama kalinya.

Hal ini disebabkan prospek karir pegawai negeri yang cerah dan keterbukaan, keadilan dan akuntabilitas proses seleksi, kata Qian Yuying, seorang profesor di Departemen Politik dan Manajemen Publik, Universitas Soochow.

Namun, para ahli karir berpendapat sebaliknya. Alasan munculnya 3 juta orang dalam tes pegawai negeri adalah karena berkurangnya kesempatan kerja di sektor swasta.  

Pada akhirnya, kaum muda memutuskan untuk menguji peruntungan mereka dalam karier yang tidak terlalu glamor di pegawai negeri.  

"Bagaimanapun, lingkungan secara umum tidak baik,” kata salah satu pengguna platform media sosial Weibo mengenai prospek ekonomi.

“Perusahaan-perusahaan banyak yang merumahkan karyawannya dan tutup.  Sama sekali tidak stabil, jadi saya harus memilih jadi PNS. Penghasilan lebih sedikit tidak masalah. Setidaknya saya tidak akan menganggur dan mati kelaparan," lanjutnya.

Pasca COVID-19, pemerintah China telah berjuang untuk mengembalikan perekonomiannya ke jalur yang benar.  Pemerintah memperkenalkan sejumlah langkah kebijakan, termasuk memperkuat dukungan keuangan untuk perusahaan swasta.  

Para ahli mengatakan, rekor jumlah pemuda Tiongkok yang mengikuti ujian pegawai negeri pada tahun 2023 mencerminkan beberapa tren mendasar dalam perekonomian dan masyarakat negara tersebut.  

Hal ini menunjukkan bahwa perekonomian Beijing telah melambat dalam beberapa tahun terakhir, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan generasi muda mengenai keamanan kerja dan prospek karier.  

Pekerjaan di pemerintahan umumnya dipandang lebih stabil dan aman dibandingkan pekerjaan di sektor swasta. Itu sebabnya banyak generasi muda beralih ke pegawai negeri sebagai jalan menuju karier yang stabil.

Selain itu, penekanan pada status sosial dan kepuasan pribadi semakin meningkat di Beijing, dan banyak generasi muda melihat pekerjaan di pemerintahan sebagai cara untuk mencapai tujuan tersebut.  

Yang terakhir, sektor swasta di Tiongkok masih sangat diatur, dan tidak selalu ada cukup peluang bagi generasi muda untuk mengejar karir yang mereka inginkan.  

Kurangnya pilihan ini mendorong banyak orang untuk mempertimbangkan pegawai negeri sebagai pilihan terbaik mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang stabil dan memuaskan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya