AS Pantau Situasi Mencekam di Ekuador, Tapi Enggan Kirim Pasukan

Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan.
Sumber :
  • AP Photo/Susan Walsh.

Ekuador – Amerika Serikat (AS), sedang memantau perkembangan situasi di Ekuador yang baru-baru ini mulai mencekam akibat serangan sejumlah kelompok bersenjata kepada warga sipil. Namun meski begitu, Negeri Paman Sam itu menolak mengirim pasukan.

AS Kirim 25 Ribu Makanan Siap Saji ke Jalur Gaza Melalui Udara

“Kami mengutuk keras serangan kriminal baru-baru ini yang dilakukan oleh kelompok bersenjata di Ekuador terhadap institusi swasta, publik, & pemerintah,” tulis Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan.

“Kami berkomitmen untuk mendukung keamanan dan kemakmuran warga Ekuador serta memperkuat kerja sama dengan mitra untuk memastikan keamanan dan kemakmuran warga Ekuador," sambungnya, dikutip dari Anadolu Ajansi, Kamis, 11 Januari 2024.

AS Gelontorkan Lagi Rp 420 Triliun Lebih untuk Perang Israel di Gaza

VIVA Militer: Tentara Ekuador di ibukota Quito

Photo :
  • telesurenglish.net

Pihak berwenang Ekuador pada Rabu mengumumkan adanya konflik bersenjata internal, sehubungan dengan kerusuhan yang mengguncang negara itu sejak Adolfo Macias, pemimpin geng kriminal Los Choneros, melarikan diri dari penjara tempat ia menjalani hukuman.

Menhan Israel Pasang Badan untuk Batalion Netzah Yehuda yang Dijatuhi Sanksi AS

Presiden Daniel Noboa telah berjanji untuk membalas kejahatan yang meningkat, termasuk pengendalian geng kriminal itu di penjara, penculikan polisi dan pemboman.

“Saya sudah perintahkan tentara untuk melakukan operasi militer untuk menetralisir kelompok-kelompok tersebut,” ucap Presiden Noboa.

Polisi pada hari Selasa, 9 Januari 2024, mengumumkan penangkapan 13 orang yang diduga membobol saluran televisi publik dan menyandera para staf. Kepala Polisi Cesar Augusto Zapata mengatakan para sandera telah dibebaskan dan dibawa ke tempat aman.

Deklarasi konflik internal terjadi satu hari setelah Noboa mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari di Ekuador akibat krisis penjara dan keamanan serius yang dialami negara tersebut.

Sekelompok orang membawa senjata dan menyerbu sebuah studio televisi di Ekuador

Photo :
  • Associated Press

Keputusan itu diambil setelah Macias, salah satu pemimpin geng paling berbahaya di negara itu, dilaporkan hilang pada Senin, 8 Januari 2024, dari penjara dan memicu serangkaian kerusuhan di setidaknya enam penjara di negara tersebut.

Menanggapi pertanyaan seorang wartawan, juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengesampingkan pengerahan pasukan AS untuk membantu menstabilkan situasi di Ekuador.

"Tidak ada rencana untuk itu, dan kita harus menghentikannya sekarang juga. Tapi yang pasti, kami bersedia berbicara dengan pemerintah Ekuador tentang apa yang mungkin mereka perlukan, mungkin berupa bantuan investigasi, hal-hal semacam itu," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya