Presiden Ekuador Nyatakan Perang dengan Gang Narkoba

Tentara Ekuador patroli di sekeliling penjara usai bos Narkoba kabur dari Bui
Sumber :
  • Associated Press

VIVA Dunia – Presiden Ekuador Daniel Noboa mengatakan negaranya sedang “berperang” setelah geng narkoba menyandera lebih dari 130 penjaga penjara dan staf lainnya dan sempat meneror sebuah stasiun TV selama siaran langsung.

Ngeri, Ada Ramalan Jayabaya Diduga Sebut Tanda Perang Dunia Ketiga

“Kami sedang berperang, dan kami tidak bisa menyerah dalam menghadapi kelompok teroris ini,” kata Noboa kepada stasiun radio Canela Radio, dilansir dari BBC, Kamis, 11 Januari 2024.

Presiden Ekuador juga telah memerintahkan agar geng-geng kriminal “dinetralkan” setelah kekerasan berhari-hari yang berpuncak pada serangan terhadap sebuah studio televisi.

5 Fakta Tersembunyi Hubungan Iran dan Israel, Pernah Seharmonis Ini

Sekelompok Orang Bersenjata Serbu Stasiun TV di Ekuador

Photo :
  • Istimewa

Orang-orang bersenjata dan bertopeng menerobos ke studio siaran langsung saluran televisi publik TC selama siaran, memaksa staf untuk menjatuhkan diri ke lantai. Polisi melakukan 13 penangkapan setelah serangan itu, yang melukai dua karyawan.

Top Trending: Hal yang Terjadi Jika Indonesia Tak Dijajah hingga Tawuran Brutal Antar Pelajar

Setidaknya 10 orang tewas sejak keadaan darurat 60 hari dimulai di Ekuador pada hari Senin.

Keadaan darurat diumumkan setelah seorang gangster terkenal menghilang dari sel penjaranya. Tidak jelas apakah insiden di studio TV di Guayaquil terkait dengan hilangnya bos geng narkoba Los Choneros dari penjara di kota yang sama, Adolfo Macías Villamar, atau yang lebih dikenal sebagai Fito.

Presiden Noboa mengatakan pada hari Selasa bahwa “konflik bersenjata internal” kini terjadi di negaranya dan dia memobilisasi angkatan bersenjata untuk melakukan operasi militer untuk menetralisir apa yang disebutnya “kejahatan terorganisir transnasional, organisasi teroris dan aktor non-negara yang berperang”.

Di negara tetangga, Peru, pemerintah memerintahkan pengerahan pasukan polisi segera ke perbatasan untuk mencegah ketidakstabilan meluas ke negara tersebut.

Amerika Serikat mengatakan pihaknya mengutuk “serangan kurang ajar” di Ekuador dan berkoordinasi erat dengan Presiden Daniel Noboa dan pemerintahannya di Ekuador serta siap memberikan bantuan.

Ekuador adalah salah satu eksportir pisang terbesar di dunia, namun juga mengekspor minyak, kopi, kakao, udang, dan produk ikan. Meningkatnya kekerasan di negara Andean tersebut, baik di dalam maupun di luar penjara, telah dikaitkan dengan pertikaian antara kartel narkoba, baik asing maupun lokal, untuk menguasai jalur kokain ke AS dan Eropa.

Selama penyerangan mengerikan hari Selasa di stasiun TV tersebut, seorang pria bersenjata menodongkan senapan pompa ke kepala salah satu tawanan, yang juga diancam dengan pistol.

Seorang wanita terdengar memohon, "Jangan tembak, tolong jangan tembak," sementara seseorang terdengar berteriak kesakitan.

“Tolong, mereka datang untuk membunuh kami,” kata seorang karyawan TC melalui pesan WhatsApp. "Tuhan jangan biarkan ini terjadi. Para penjahat sedang mengudara."

Para tentara Ecuador berjaga di jalanan

Photo :
  • BBC.co.uk

Seorang juru kamera tertembak di kaki, dan satu lagi lengannya patah dalam serangan itu, kata wakil direktur pemberitaan. “Melalui alat bantu dengar kami, para produser mengatakan kepada kami, ‘Hati-hati, mereka mencoba masuk, mereka mencuri, mereka menjarah kami’,” katanya.

“Pintu di studio sangat tebal, hampir anti peluru, dan mereka mencoba masuk karena ingin mendapatkan akses ke studio sehingga kami akan mengatakan apa pun yang mereka ingin kami katakan,” katanya.

Polisi yang mengunggah video para tersangka yang ditangkap di media sosial, mengatakan para pelakunya akan “dihukum karena tindakan teroris”.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya