Mengenal Demo Rompi Kuning di Prancis yang Disinggung Gibran saat Debat

Bendera Prancis.
Sumber :
  • Pixabay

Paris – Dalam debat Calon wakil presiden (cawapres), yang berlangsung pada Minggu malam, 21 Januari 2024, cawapres nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka sempat menyinggung terkait demonstrasi rompi kuning di Prancis.

Partai Gelora Sindir PKS yang Mau Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Lontran itu disampaikan Gibran saat bertanya mengenai inflasi hijau pada cawapres nomor urut 03, Mahfud MD. Lantas, apa itu demo rompi kuning di Prancis?

Sebagai bagian dari strategi kebijakan lingkungannya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan pajak ramah lingkungan terhadap bahan bakar dan mulai berlaku pada 1 Januari 2019. Langkah ini memicu protes selama hampir sebulan di seluruh Prancis.

Tokoh Agama Papua: Jangan Ikut Ajakan Sesat Aksi Demo 1 Mei, Pihak Tidak Bertanggungjawab

Guru sekolah, dosen dan pelajar Prancis berdemonstrasi menuntut kondisi untuk belajar dan bekerja yang lebih baik.

Photo :
  • ANTARA/REUTERS/Stephane Mahe

Kementerian Dalam Negeri Prancis memperkirakan 136.000 pengunjuk rasa turun ke jalan di seluruh negeri selama akhir pekan, ditambah 280.000 pengunjuk rasa pada minggu-minggu sebelumnya.

Antasari Azhar Ucapin Selamat ke Prabowo-Gibran: Semoga Komitmen Berantas Korupsi

Dijuluki rompi keselamatan yang dikenakan para pengunjuk rasa, yang dikenal sebagai gilets jaunes, gerakan rompi kuning telah memicu krisis politik bagi pemerintah Prancis.

Protes dimulai di provinsi-provinsi Prancis tetapi menyebar ke Paris, di mana demonstrasi berubah menjadi kerusuhan selama akhir pekan dan adegan kerusuhan sipil yang disertai kekerasan terjadi di sepanjang Avenue des Champs Élysées yang terkenal di kota itu. 

Siapa saja anggota gerakan rompi kuning dan bagaimana kemunculannya?

Dikutip dari NPR, Senin, 22 Januari 2024, awalnya, pengunjuk rasa rompi kuning adalah orang-orang dari pedesaan yang harus berkendara jarak jauh sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Mereka mengatakan tidak mampu menanggung kenaikan harga bahan bakar.

Protes muncul di sejumlah wilayah di Perancis untuk mengecam pajak hijau yang diterapkan Macron dan kemudian dengan cepat berkembang menjadi gerakan yang lebih besar, yang mencakup anggota kelas pekerja dan menengah, yang mengungkapkan rasa frustrasi mereka terhadap menurunnya standar hidup.

Mereka mengatakan pendapatan mereka terlalu tinggi untuk memenuhi syarat tunjangan kesejahteraan sosial, namun terlalu rendah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Gerakan ini tidak memiliki kepemimpinan resmi dan awalnya diorganisir melalui grup media sosial. 

Para pengunjuk rasa fokus pada Macron sebagai sumber masalah mereka. Seiring dengan reformasi awal yang dilakukannya untuk melonggarkan undang-undang ketenagakerjaan dan memangkas pajak kekayaan Prancis yang terkenal, pajak bahan bakar memperkuat citra para pengunjuk rasa tentang dia sebagai presiden orang kaya.

Bagaimana protes ini berubah menjadi kekerasan?

Kebanyakan rompi kuning yang diblokade di seluruh Perancis adalah pengunjuk rasa damai. Namun, protes dengan kekerasan meletus pada akhir pekan di Paris, di mana para perusuh merusak Arc de Triomphe dan Makam Prajurit Tak Dikenal, menjarah toko-toko, merusak bangunan dan bahkan menyerang polisi.

Pihak berwenang Prancis mencatat bahwa sebagian besar kekerasan dan vandalisme dihasut oleh kaum anarkis yang dikenal sebagai “casseurs”, perusuh, preman dari kelompok ultrakiri dan ultrakanan.

Ilustrasi polisi Prancis

Photo :
  • Pixabay

Polisi Paris menahan 380 orang setelah kerusuhan hari Sabtu. Kota ini memperkirakan total kerusakan mencapai US$3,4 juta atau setara dengan Rp53,1 miliar.

Apa yang diinginkan para pengunjuk rasa?

Tuntutan awal mereka adalah penghapusan pajak ramah lingkungan atas solar. Kini, banyak negara lain yang menginginkan upah minimum saat ini (sekitar $1.350 per bulan setelah pajak) dinaikkan. Ada juga seruan untuk membubarkan Majelis Nasional dan mengadakan pemilu baru. Bahkan ada teriakan “Macron mundur!”

Mengapa mereka memakai rompi kuning?

Semua pengendara Prancis diwajibkan oleh hukum untuk membawa rompi keselamatan pinggir jalan berwarna kuning di kendaraan mereka.

Para pengemudi yang melakukan protes mengenakan rompi kuning wajib dan membuat penghalang jalan di seluruh Prancis. Sekarang, siapa pun yang bergabung dalam protes akan mengenakan rompi kuning, terlepas dari apakah mereka pengendara atau tidak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya