Musim Dingin Ekstrem di Mongolia: Jutaan Hewan Mati

Menteri Pertanian Mongolia membenarkan bahwa lebih dari 2 juta hewan mati
Sumber :
  • British Red Cross

Mongolia – Meskipun banyak bagian dunia mengalami musim dingin, Mongolia mengalami salah satu musim terdingin yang pernah tercatat. 

Gus Baha Ingatkan Semua Orang Agar Ingat Mati Tapi Tetap Semangat Hidup

Menteri Pertanian Mongolia, Gantulga Batsaikhan, membenarkan bahwa lebih dari 2 juta hewan mati selama dzud atau bencana di daerah stepa tahun ini. 

Menteri Pertanian Mongolia membenarkan bahwa lebih dari 2 juta hewan mati

Photo :
  • British Red Cross
2.000 Hewan Ternak Dilakukan Vaksinasi Antisipasi Wabah PMK Secara Gratis

Dzud adalah istilah Mongolia untuk kondisi musim dingin yang parah dan mengacu pada bencana musim dingin di mana hujan salju lebat dan suhu dingin yang hebat mengurangi akses kanopi dan ketersediaan dedaunan dan padang rumput untuk ternak domestik. 

Musim dingin ini, Mongolia mengalami hujan salju terberat sejak tahun 1975. Dengan datangnya angin dingin dari Siberia, suhu tahun ini turun hingga di bawah -50 derajat C (-58 derajat F). 

Pelita Jaya Pastikan Tiket ke Putaran 2 Kualifikasi BCL Asia di Jakarta

Oleh karena itu, hewan-hewan menjadi mati kedinginan atau mati kelaparan karena mereka tidak dapat merumput menyebabkan tingginya tingkat kematian ternak dari bulan Desember hingga Maret.

Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa, frekuensi dzud di Mongolia semakin meningkat akhir-akhir ini karena perubahan iklim. Dalam sepuluh tahun terakhir, negara ini telah mengalami enam insiden dzud. 

Tahun lalu, selama musim dingin tanggal 22 dan 23, sekitar 4,4 juta hewan mati di bulan Desember dan Maret. Dzud pada musim ini sangat buruk karena terjadi setelah kekeringan musim panas, menyebabkan banyak hewan kekurangan gizi menjelang musim panas.

Dzud paling mematikan yang pernah tercatat adalah musim dingin tahun 2010 dan 2011, ketika hampir seperempat ternak di negara tersebut lebih dari 10 juta hewan telah mati. 

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah meluncurkan Rencana Aksi dan Respons Dini Dzud untuk mendukung pemerintah dan rakyat Mongolia selama musim dingin tahun 2023 dan 2024.

Program PBB ini melengkapi Rencana Aksi dan Respons Antisipatif 1Dzud pemerintah, yang menyediakan distribusi pakan ternak kepada para penggembala yang membutuhkan. 

Pemerintah Amerika Serikat juga memberikan bantuan sebesar $200.000 (lebih dari Rp 3 Miliar) melalui USAID untuk meringankan dzud Mongolia. 

Pemerintah AS telah membantu komunitas rentan di Mongolia sejak tahun 2010 dengan bantuan hampir $8 juta (Rp 125 Miliar)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya