- AP Photo/Mustafa Quraishi
VIVAnews - Aksi mogok makan aktivis anti korupsi, Anna Hazare, beserta para pengikutnya telah memasuki hari keenam, Senin, 22 Agustus 2011. Hazare optimis aksinya ini berbuah manis, karena menurutnya kehendak rakyat atau parlemen rakyat berada di atas parlemen di pemerintahan.
"Parlemen rakyat lebih tinggi kedudukannya dibanding parlemen pemerintah," kata Hazare di hadapan ribuan pendukungnya di New Delhi, dilansir dari laman Associated Press.
Pada pidatonya di hari keenam tersebut, dia menuduh para pejabat telah mencuri harta nasional. Saat ini, ujarnya, rakyat sudah tak bisa diam menanggapi korupsi yang telah mengakar di pemerintahan.
"Rakyat yang merupakan majikan telah terbangun. Namun yang terpenting dalam revolusi ini adalah para pemuda turut serta mendukungnya," kata Hazare.
Langkah selanjutnya, Hazare menyerukan para pendukungnya untuk melakukan aksi duduk di gedung DPR daerah mereka masing-masing. Aksi ini, ujarnya, adalah bentuk kekuasaan rakyat atas negara, bukan parlemen yang menguasai negara.
"Karena parlemen rakyat berada di atas parlemen New Delhi. Parlemen rakyatlah yang menunjuk para anggota parlemen sekarang," kata Hazare.
Hazare memulai aksinya pekan lalu di dalam penjara. Dia bersumpah akan melakukan aksi mogok makan sampai mati jika pemerintah tidak mengesahkan undang-undang Jan Lokpal yang digagasnya. Jika disahkan, UU ini memungkinkan rakyat membentuk Ombudsman independen untuk memfasilitasi aduan masyarakat terkait korupsi pejabat pemerintah.
"Saya sekarang percaya, tidak hanya Lokpal yang disahkan, namun juga korupsi akan dihapuskan sepenuhnya," kata Hazare.
Memasuki hari keenam, kondisi kesehatan lelaki 74 tahun ini dikabarkan tak ada masalah. Laman Press Trust of India melaporkan diagnosa dokter yang mengatakan Hazare dalam kondisi stabil walaupun beratnya turun 4 kilogram.
"Tekanan darah, denyut nadi, kondisi jantung semuanya normal. Dia baik-baik saja," kata seorang dokter.(np)
BIN Shows Commitment to Maintain Security of IKN Nusantara
cooperation between BIN and IKN Nusantara is needed to face complex changes in the environment, both at the global and regional levels.
