Sumber :
- REUTERS/Chaiwat Subprasom
VIVAnews -
Presiden Myanmar, Thein Sein, pada Senin kemarin mengatakan akan membebaskan semua tahanan politik pada akhir tahun ini. Thein juga mengindikasikan adanya kemungkinan gencatan senjata dengan beberapa kelompok etnis dalam beberapa minggu ke depan.
Hal itu diungkapnya saat mengunjungi Inggris kemarin dan bertemu dengan Perdana Menteri David Cameron di Downing Street no. 10, London. Stasiun berita
Channel News Asia
, Selasa 16 Juli 2013, melansir ini merupakan kunjungan Thein yang pertama sejak menjabat Presien di tahun 2011 silam.
"Sangat mungkin dalam beberapa pekan ke depan, kami akan mengadakan gencatan senjata di seluruh area Myanmar. Dan untuk kali pertama dalam 60 tahun tidak akan terdengar lagi raungan senjata," kata Thein.
Dia juga menegaskan tidak akan segan-segan bertindak tegas terhadap siapa pun yang memicu terjadinya kebencian etnis, khususnya terhadap kaum minoritas Muslim Rohingya. Lebih dari 230 etnis Rohingya tewas beberapa bulan lalu pada bentrok di Rakhine, ratusan ribu lainnya kehilangan tempat tinggal.
Cameron dalam pertemuan tersebut menyambut baik upaya reformasi Myanmar. Namun dia merasa prihatin atas kekerasan yang menimpa Rohingya. "Sebagai tindak lanjut dari proses yang tengah dilakukan di Myanmar, kami sangat berharap pemerintah dapat melakukan tindakan nyata dalam menegakkan HAM dan mengatasi konflik regional," ujar Cameron.
Pertemuan tersebut sekaligus meningkatkan kerja sama kedua negara. Inggris memberikan bantuan 30 juta Poundsterling atau Rp454 miliar untuk pembangunan di bidang layanan kesehatan, pendidikan dan kemanusiaan bagi mereka yang terkena dampak konflik.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Sangat mungkin dalam beberapa pekan ke depan, kami akan mengadakan gencatan senjata di seluruh area Myanmar. Dan untuk kali pertama dalam 60 tahun tidak akan terdengar lagi raungan senjata," kata Thein.