Sumber :
- REUTERS/Ahmed Zakot
VIVAnews -
Meski ditentang oleh banyak pihak, namun Israel malah tetap melanjutkan rencananya untuk membangun 1.500 apartemen di timur kota Yerusalem. Padahal di saat yang bersamaan, pembaharuan perundingan damai antara Palestina-Israel masih terus berlanjut hingga kini.
Stasiun berita
Al Jazeera
, Senin 26 Agustus 2013, melansir pernyataan juru bicara pemerintah kota setempat, Brachie Sprung, yang menyebut rencana pembangunan infrakstruktur itu telah disetujui oleh pejabat berwenang Israel.
Menurut Sprung pada Minggu kemarin, kendati rencana pembangunannya sudah disetujui, namun masih perlu melalui proses birokrasi dan standar lain.
"Sehingga kami masih membutuhkan persetujuan akhir dari pemerintah. Pembangunan yang sesungguhnya pun masih lama terealisasi," ucapnya.
Di mata pejabat Palestina, Hanan Ashrawi, Israel tidak serius dengan niatnya dalam menghidupkan kembali perjanjian damai. Ashrawi menuduh Israel memainkan permainan yang berbahaya.
"Sepertinya rencana mereka yang ngotot untuk tetap mendirikan bangunan di sana seolah-olah mengisyaratkan bahwa rencana tersebut bukan merupakan bagian dari kesepakatan dasar perundingan," ungkap Ashrawi melalui surat elektronik.
Pemerintah kota menyatakan akan tetap melanjutkan pembangunan pemukiman Ramat Shlomo. Butuh waktu berbulan-bulan untuk memperbaiki hubungan kedua negara.
Israel mencaplok daerah timur Yerusalem setelah peperangan tahun 1967 silam dengan negara-negara Arab. Mereka mengklaim daerah tersebut sebagai teritorinya yang tak terpisah. Palestina juga mengklaim timur Yerusalem sebagai ibukota dari daerah yang dijanjikan.
Sebanyak 200 ribu warga Yahudi dan hampir 250 ribu warga Palestina tinggal di timur Yerusalem, di mana kota itu menjadi tempat suci bagi kaum Yahudi, Kristiani dan umat Muslim.
Masyarakat internasional pun menentang aksi pembangunan pemukiman itu, karena dianggap melanggar hukum internasional. (adi)
Halaman Selanjutnya
Israel mencaplok daerah timur Yerusalem setelah peperangan tahun 1967 silam dengan negara-negara Arab. Mereka mengklaim daerah tersebut sebagai teritorinya yang tak terpisah. Palestina juga mengklaim timur Yerusalem sebagai ibukota dari daerah yang dijanjikan.