Mandela Pernah Habiskan Rp28 Triliun untuk Beli Senjata Perang

Mike Tyson bertemu dengan Nelson Mandela pada 22 Juni 1990
Sumber :
  • Google
VIVAnews -
Wafatnya Nelson Mandela menyisakan duka yang mendalam bagi seluruh orang di penjuru dunia. Mantan Presiden Afrika Selatan di masa 1994 sampai 1999 itu terkenal sebagai pejuang perdamaian.


Tapi, apakah Anda tahu apa saja yang dilakukan Mandela ketika menjadi Presiden Afrika Selatan?


Melansir laman
The Back Bencher,
Hasil Liga Champions: Borussia Dortmund Menang Tipis Lawan PSG
6 Desember 2013, mantan Wakil Menteri Pertahanan Afsel, Ronnie Kasrils mengatakan, pada tahun 1995 lalu, pemerintah Mandela pernah meminta anggaran besar untuk membeli sejumlah peralatan perang.

Terpopuler: Nikita Mirzani Ngaku Dikekang Rizky Irmansyah, Siti Badriah Siap Hamil Anak Kedua?

Keinginan itu terwujud, pada November 1998, pemerintahan Mandela mengumumkan membeli 28 pesawat jet tempur jenis BAE/SAAB JAS 39 dari Swedia. Pada saat itu, harga satu pesawat tempur itu mencapai US$65 juta, atau setara Rp777 miliar.
Waspada Cuaca Panas di Indonesia, Berikut 5 Tips untuk Menghadapi Cuaca Ekstrem


Bukan hanya pesawat tempur yang dibeli oleh Mandela. Di tahun 1999, pemerintahannya juga mengeluarkan US$4,8 miliar untuk pembelian peralatan perang lainnya. Seperti senapan baru, kapal perang, kapal selam, tank, helikopter, sampai pesawat jet tempur kecil canggih.


Tak jelas apa alasan pemerintahan Mandela mengeluarkan banyak uang untuk membeli peralatan perang. Tapi, beberapa sumber mengatakan tujuan pembelian itu untuk menjaga negara-negara yang ingin ekspansi ke Teluk Madagaskar.


Berikut pembelian-pembelian yang dilakukan oleh pemerintahan Mandela di tahun 1998:


1. Kapal perang kecil, 4 unit


2. Helikopter untuk pendukung kapal perang kecil, 5 unit


3. Kapal selam jenis Daphne class, 4 unit


4. Helikopter jenis Aerospatiale Alouette III, 60 unit


5. Pesawat tempur jenis Advanced trainer Light fighter, 48 unit


6. Tank jenis Centurion, 154 unit


Total biaya yang dikeluarkan R25,38 miliar, atau setara Rp28,474 triliun. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya