Penembakan di Kota Binghamton, New York

Pahlawan Itu Pura-Pura Mati

VIVAnews - Penembakan brutal yang terjadi di Kota Binghamton, negara bagian New York, Amerika Serikat (AS), Jumat 3 April 2009, bisa saja menewaskan puluhan jiwa bila tidak ada aksi heroik yang dilakukan seorang perempuan. Dia adalah seorang resepsionis kantor lembaga American Civic Association.

Tempat itulah yang menjadi lokasi penembakan warga sipil yang menewaskan 14 orang, termasuk seorang pelaku. Saat itu lebih dari 40 orang imigran dan staf lembaga sedang mengikuti kegiatan belajar mengajar kelas persiapan menjadi warga negara AS.

Di pagi itu seseorang bersenjata, yang saat ini diduga adalah imigran asal Vietnam, langsung memuntahkan peluru di lobi dan ruang kelas. Suasana menjadi panik. Ada yang berupaya menyelamatkan diri ke tempat-tempat aman, namun tak sedikit yang sudah tergeletak tak bernyawa.

Di tengah situasi mengerikan itu, seorang resepsionis yang menderita luka di bagian perut berhasil mengelabui si penembak dengan berpura-pura mati. Namun, setelah dilewati oleh si penembak, perempuan yang tak disebutkan namanya itu langsung bertindak dengan memanggil bantuan melalui nomor telepon 911.

Demikian ungkap kepala polisi kota Binghamton, Joseph Zikuski. Selama 90 menit, perempuan itu tetap mengaktifkan telepon selama 90 menit. "Dia memberikan perkembangan informasi secara konstan," kata Zikuski. Resepsionis itu seakan tak peduli dengan kondisinya yang mengalami luka serius akibat terkena tembakan.

"Dia adalah seorang pahlawan," lanjut Zikuski.

Belum jelas bagaimana kondisi perempuan itu di rumah sakit, yang bersama tiga orang lain mengalami cedera parah. Namun, berkat keberanian menelpon bantuan 911, polisi bisa datang ke lokasi dalam waktu dua menit.

Mereka memang tidak bisa menyelamatkan 13 orang yang tewas ditembak si pelaku, yang akhirnya memutuskan bunuh diri. Namun berkat panggilan telepon resepsionis itu, 37 orang yang berada di lokasi kejadian tetap selamat.
 
Sementara itu polisi menemukan sebuah kartu identitas di tubuh pelaku. Kartu itu milik seseorang bernama Jiverly Voong. Pria asal Vietnam itu berusia 42 tahun dan tinggal di kota Johnson City, New York. Namun pihak keamanan masih belum yakin bahwa dialah pelaku penembakan, karena bisa saja dia menggunakan nama samaran.

Laporan awal menyebutkan Voong baru-baru ini kehilangan pekerja di perusahaan komputer IBM. Namun pihak IBM mengaku tidak ada catatan yang menunjukkan karyawan bernama Jiverly Voong. Polisi juga telah memeriksa rumah Voong dan menyita tiga buah hard disk komputer, sebuah tas penyimpan senapan, sebuah koper dan sejumlah tas.

Di dekat tubuh pelaku, polisi menemukan dua pistol, masing-masing tipe 9mm dan kaliber .45 serta sebilah pisau. Polisi masih menyeldiki motif penembakan. Ini adalah kasus kelima penembakan brutal oleh warga sipil di AS dalam satu bulan terakhir. (AP)

Momen Heboh Judika dan Duma Riris Saat Gregetan Nonton Timnas Indonesia
Akbar Rahmad Putra seorang dokter berusia 27 tahun maju dalam kontestasi Pilwako Pontianak.

Dokter Muda Usia 27 Tahun Ikut Kontestasi Pemilihan Wali Kota Pontianak

Dokter Muda Ikut Bersaing Dalam Kontestasi Pilwako Pontianak, Tekankan Sektor Kesehatan da

img_title
VIVA.co.id
30 April 2024