PM Italia Cueki Kanselir Jerman

VIVAnews - Perdana Menteri (PM) Italia, Silvio Berlusconi, dikenal sebagai pemimpin yang nyentrik dan slebor. Sifat itu dia tunjukkan kepada siapa saja, termasuk kepada sejumlah pemimpin negara-negara lain.

Korban terkini adalah Kanselir Jerman, Angela Merkel. Ceritanya, Berlusconi terlihat asyik bercakap-cakap dengan telepon selulernya sehingga dia mengabaikan seruan Merkel untuk berfoto bersama dengan para pemimpin sesama negara anggota Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di tepi Sungai Rhine, Jerman, Sabtu 4 April 2009. Padahal saat itu sudah berkumpul sejumlah pemimpin seperti Barack Obama (AS), Nicolas Sarkozy (Prancis), dan lain-lain.

Namun, Berlusconi lebih mementingkan percakapan dengan Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, melalui telepon seluler. Bahkan, konglomerat media yang juga pemilik klub sepak bola AC Milan itu memberi isyarat kepada Merkel dengan menunjuk-nunjuk telepon selulernya pertanda dia tak bisa diganggu.

Merkel pun ogah berlama-lama menunggu Berlusconi. Akibatnya, sesi foto bersama para pemimpin anggota NATO saat itu dilakukan tanpa kehadiran kepala pemerintahan Italia.

Sadar bahwa ulahnya itu bakal mengundang kritik pedas dari kalangan publik, Berlusconi pun beralasan bahwa saat itu dia sedang melobi pemimpin Turki agar bersedia menerima pencalonan Perdana Menteri Denmark, Anders Fogh Rasmussen, sebagai sekjen (sekretaris-jenderal) baru NATO. 

"Berlusconi terus meyakinkan Erdogan hingga saat terakhir," kata pejabat pemerintah Italia yang tidak bersedia disebut namanya.

Beberapa hari sebelum menjelang konferensi tingkat tinggi (KTT) G-20 di London, Berlusconi juga berbuat ulah. Ia mendapat teguran ringan penuh canda dari Ratu Elizabeth II di Istana Buckingham, Inggris, karena memanggil presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dengan sebutan Tuan Obama, bukannya Tuan Presiden. (AP)

Widodo Cahyono Putro Ungkap Kunci Selamatkan Arema FC dari Degradasi
Demo buruh di Balai Kota DKI Jakarta menuntut kenaikan UMP 2024

Serikat Pekerja Sebut Banyak Dosen Digaji di Bawah UMR 

Serikat Pekerja Kampus (SPK) mengungkapkan, berdasarkan hasil risetnya masih banyak dosen dan tenaga pendidikan (tendik) yang dibayar dibawah Upah Minimum Regional (UMR).

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024