Sumber :
- REUTERS/Sergei Ilnitsky/Pool
VIVAnews
- Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Ukraina, Andriy Parubiy, dalam sebuah unjuk rasa yang digelar pada Minggu, 23 Maret 2014 mengatakan bahwa niat Presiden Vladimir Putin tidak hanya ingin sekadar mencaplok wilayah Crimea. Tapi, juga seluruh wilayah Ukraina.
Dilansir dari stasiun berita
BBC
pada hari Minggu, Parubiy mendasarkan pendapat itu dari posisi pasukan Rusia yang telah berada di wilayah perbatasan antara Ukraina dan Rusia.
"Pasukan dia (Putin-red) telah berada di wilayah perbatasan dan siap menyerang kapan pun," kata Parubiy.
Kekhawatiran lainnya diungkap oleh Komandan Militer NATO di Eropa, Jenderal Philip Breedlove. Menurut dia, setelah Crimea yang secara resmi dicaplok Rusia, wilayah selanjutnya yang dikhawatirkan disasar Negeri Beruang Merah yakni Trans-Dniester di Moldova.
Wilayah Trans-Dniester adalah jalur sempit di antara Sungai Dniester dengan perbatasan Ukraina. Area tersebut juga telah memproklamirkan sebagai wilayah merdeka dari Moldova pada tahun 1990 silam.
Serupa dengan Crimea, kemerdekaan Trans-Dniester juga tidak diakui oleh komunitas internasional. Setelah Crimea diakui oleh Rusia sebagai wilayah baru mereka, Mahkamah Tertinggi Soviet Trans-Dniester telah mengirimkan permintaan secara resmi untuk bergabung dengan Republik Federasi Rusia.
Dia menambahkan, reunifikasi antara Crimea dengan Rusia bukan lah sesuatu yang telah direncanakan. Hal itu justru mengakhiri keanehan yang telah berlangsung selama 60 tahun di sana.
Chizhov beralasan apa yang dilakukan Rusia hanya karena ingin melindungi kepentingan warga etnis Rusia yang tinggal di bagian timur Ukraina. "Sebab, semua penduduk di bagian timur Ukraina dapat ditahan oleh siapa pun yang saat ini tengah berkuasa di ibukota Kiev," ujar Chizhov.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Chizhov beralasan apa yang dilakukan Rusia hanya karena ingin melindungi kepentingan warga etnis Rusia yang tinggal di bagian timur Ukraina. "Sebab, semua penduduk di bagian timur Ukraina dapat ditahan oleh siapa pun yang saat ini tengah berkuasa di ibukota Kiev," ujar Chizhov.