Ada Risiko Ebola Bermutasi Jadi Bisa Tersebar via Udara

Pertemuan Dewan Keamanan PBB membahas krisis Ebola, Jumat 18 September.
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Virus Ebola yang mewabah di Afrika Barat bermutasi secara cepat. Ilmuwan memperingatkan risiko hasil mutasi yang memungkinkan penyebaran melalui udara, menciptakan mimpi buruk ketika virus Ebola menyebar bagai pandemi flu.

Remaja Cewek Ini Punya Cara Cepat Deteksi Ebola

Direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di Universitas Minnesota, Michael Osterholm, dalam artikelnya yang dikutip Reuters, menyebut yakin bahwa ancaman penyebaran Ebola melalui udara adalah nyata.

"Hingga kita mempertimbangkannya, maka dunia tidak akan siap melakukan apa yang perlu untuk mengakhiri epidemi," ujar pakar penyakit menular Amerika Serikat (AS) itu. Pandangannya berbeda dengan sejumlah pakar lain.

Vaksin Baru Diklaim 100 Persen Efektif Lawan Ebola

Ian Jones, pakar virus dari Universitas Reading, mengatakan penyebaran Ebola melalui udara mustahil terjadi. Ebola sangat menular, namun sejauh ini menyebar melalui kontak langsung dengan cairan dari tubuh penderita seperti darah, kotoran atau muntah.

Sedikitnya 5.357 orang dilaporkan terjangkit Ebola dan 2.630 diantaranya meninggal di Afrika Barat, hanya sepanjang 2014 saja. Ben Neuman, pakar virus dari Universitas Reading yang telah memonitor epidemi Ebola sejak bermula di Guinea, juga meragukan peringatan Osterholm.

Vaksin Ebola Tekmira Sembuhkan Kera dalam 28 Hari

Menurutnya dalam kondisi laboratorium yang terkendali, ilmuwan melihat kemungkinan untuk membuat Ebola memiliki kemampuan menyebar lewat udara. "Sejauh ini tidak ada bukti yang solid, bahwa itu bisa secara nyata terjadi di luar sana dalam dunia nyata," ujarnya, menambahkan bahwa virus Ebola menyebar dengan lambat.

"Dibandingkan dengan wabah Ebola, virus H1N1 telah menyebar ke sekitar 10.000 orang dalam 10 bulan pertama," kata Neumen, yang mengakui bahwa virus Ebola memang terus mengalami mutasi. Sebuah studi yang dipublikasi melalui jurnal sains, Agustus lalu, peneliti menemukan 99 genom virus Ebola dari sampel darah 78 pasien di Sierra Leone.

Para peneliti itu menemukan apa yang mereka sebut sebagai akumulasi cepat dan variasi genetik, atau dengan kata lain frekuensi perubahan virus dalam jumlah besar hanya dalam beberapa pekan awal terjadinya wabah. Namun disebutkan virus Ebola berbeda dengan virus cacar dan hepatitis B.

Virus Ceroboh

Seperti HIV dan flu, Ebola merupakan virus yang material genetiknya terkandung dalam asam ribonukleat (RNA), bukan asam deoksiribonukleat (DNA). Virus RNA dikenal melalui perubahannya yang cepat, namun mendapat julukan dari para virus sebagai 'virus ceroboh.'

Pasalnya saat mereplikasi diri, virus RNA membuat duplikat dirinya yang penuh dengan kesalahan. "Tapi sebagian besar kesalahan atau perubahan itu hanya mutasi yang tidak relevan," jelas Anthony Fauci dari Institut Nasional AS Untuk Alergi dan Penyakit Menular.

Fauci memaparkan pada dengar pendapat di Senat AS, pekan ini, bahwa perubahan yang terjadi tidak terasosiasi dengan perubahan biologis atau fungsi biologis virus. Artinya mutasi yang terjadi tidak memberikan virus kemampuan baru, seperti menyebarkan diri melalui udara.

"Itu situasi tidak biasa di mana mutasi dapat mengubah seluruh cara virus menyebar. Bukan tidak mungkin, tapi akan tidak biasa," ucap Fauci. Sementara itu, Kamis, Dewan Keamanan PBB mendeklarasikan wabah Ebola sebagai ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional.

Presiden Prancis Francois Hollande mengumumkan rencana pembangunan rumah sakit militer di kawasan hutan  terisolasi di tenggara Guinea. Sekjen PBB Ban Ki-moon mengatakan bakal membentuk misi khusus untuk menangani wabah Ebola dan menurunkan staf di negara yang paling parah terjangkit.

Ban menambahkan, akan menunjuk utusan khusus untuk memimpin misi PBB bagi respons darurat Ebola, yang bertugas mendorong mobilisasi tenaga, material dan sumber daya yang besar dan cepat. "Misi internasional ini akan memiliki lima prioritas: menghentikan wabah, merawat penderita, menjamin layanan kesehatan, menjaga stabilitas dan mencegah penyebaran lebih luas," kata Ban.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya