Menlu RI Minta Australia Tidak Ulangi Kesalahan

Menlu RI Retno Marsudi dengan Menlu Australia Julie Bishop
Sumber :
  • Twitter / @JulieBishopMP
VIVAnews - Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi, mengaku telah bertemu dengan Menlu Australia, Julie Bishop, di sela-sela KTT G20 di Brisbane pekan lalu. Kepada Bishop, Retno meminta agar Australia tidak lagi mengulangi kesalahan di masa lalu. 

Ditemui media pada Kamis, 20 November 2014, di Gedung Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Retno mengatakan RI dan Australia merupakan negara tetangga yang sangat dekat. Oleh sebab itu, kedua negara harus hidup dengan baik dan berdampingan. 

"Jadi, adalah sebuah keharusan bagi kedua negara untuk memiliki hubungan bilateral yang baik. Hubungan bilateral tersebut baru bisa tercipta jika masing-masing negara saling menghormati dan tidak melakukan segala sesuatunya secara sepihak," papar mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda itu. 

Retno menegaskan dalam bersikap, dia tidak akan gegabah dan mudah mengambil kesimpulan. Dalam bertindak, Retno akan selalu berpedoman kepada kepentingan nasional RI. 

Geger TikTokers Bima Yudha Ditawari Jadi Buzzer Bea Cukai, Responsnya Dinilai Berkelas
"Jika ada kepentingan nasional RI yang terkoyak, maka saya baru akan bergerak dari situ," kata dia.

Terpopuler: Menguak Manfaat Ajaib Buah Manggis hingga 5 Tips Menghadapi Cuaca Ekstrem
Pertemuan dengan Bishop di Brisbane, disebut Retno, bukan tatap muka pertama. Sebelumnya ketika masih menjabat sebagai Dubes di Belanda, dia sudah bertemu dengan Bishop. 

Terpopuler: Teuku Ryan Tulis Pesan Haru Buat Anak dan Respons Ammar Zoni, Irish Bella Dijodohkan
Kali pertama, ketika digelar KTT Keamanan Nuklir ke-3 di Den Haag pada Maret lalu. Kali kedua, ketika proses penanganan korban jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17. 

"Saya katakan kepada dia, untuk belajar dari pengalaman dan kebijakan-kebijakan di masa lalu yang pernah diberlakukan," kata Retno. 

Kendati menjadi tetangga yang secara geografis memiliki posisi yang dekat, hubungan diplomatik antara RI dengan Australia kerap naik turun. Terakhir, kedua negara kembali berkomitmen untuk memperbaiki hubungan setelah sempat terjadi ketegangan akibat terbongkarnya skandal penyadapan terhadap komunikasi mantan Presiden SBY pada akhir tahun lalu. 

SBY makin berang ketika Perdana Menteri Tony Abbott menolak meminta maaf atas tindakan penyadapan itu dan menganggap aksi tersebut sudah biasa dilakukan oleh negara lainnya. Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema lantas ditarik kembali ke Tanah Air selama sembilan bulan. 

Ketegangan itu diperparah dengan kebijakan pencari suaka yang diterapkan oleh Abbott di awal tahun 2014. Abbott memberlakukan kebijakan dorong perahu pencari suaka ke perairan Indonesia agar tidak sampai ke daratan Negeri Kanguru. 

Alhasil, Angkatan Laut Negeri Kanguru beberapa kali terbukti melakukan pelanggaran wilayah laut Indonesia ketika mendorong perahu itu. Hubungan kedua negara mulai membaik ketika diteken tata kelakuan (COC) mengenai penyadapan di Bali pada Agustus lalu. 

Saat itu, kedua negara sepakat untuk tidak lagi menggunakan sumber daya intelijennya untuk menyadap.  

Namun, isu pencari suaka, hingga saat ini, masih menjadi pemicu ketegangan hubungan kedua negara. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya