Tersangka Bom Boston Muncul di Pengadilan untuk Pertama Kali

Sketsa tersangka bom Maraton Boston Dzhokhar Tsarnaev
Sumber :
  • REUTERS/Jane Collins
VIVAnews
- Tersangka bom Maraton Boston, Dzhokhar Tsarnaev untuk pertama kalinya berada di pengadilan sejak ia didakwa pada Juli 2013 lalu. Pengamanan ketat dilakukan di gedung pengadilan untuk persidangan ini.


Dilansir
Fox News
, Jumat, 19 Desember 2014, pria berusia 21 tahun itu dikawal ke dalam ruang sidang. Ia mengenakan sweater hitam dan celana panjang abu-abu dengan janggut yang terlihat berantakan. Tsarnaev juga sempat melempar senyum kepada para pengacaranya.


Sebanyak 37.169 Peserta Mengikuti UTBK-SNBT 2024 yang Digelar di USU
Ruang sidang sesak dipenuhi agen FBI, polisi yang menangani kasus tersebut, dan lebih dari selusin korban selamat maupun anggota keluarga korban bom.

Mulia Banget! Usai Belajar Islam, Pendeta Brian Siawarta Ingin Layani Umat Muslim

Tiga orang tewas dan lebih dari 260 orang mengalami luka-luka ketika dua bom meledak di dekat garis finis pada maraton yang diselenggarakan pada bulan April 2013. Tsarnaev, yang telah mengaku tidak bersalah atas 30 tuduhan federal, menghadapi kemungkinan hukuman mati jika ia terbukti bersalah.
BYD Akhirnya Punya Lahan 108 Hektar untuk Pabrik di Indonesia


Pada pengadilan terakhir, yang diadakan hampir satu setengah tahun lalu, Tsarnaev masih mengalami luka-luka akibat terlibat baku hantam dengan polisi yang berakhir dengan penangkapan dirinya, dan kematian sang kakak, Tamerlan. Kala itu, ia menghadiri pengadilan dengan wajah bengkak dan gips di tangan kirinya. Ia juga terlihat mengalami cedera rahang.


Sidang pengadilan hari Kamis kemarin adalah sidang yang terakhir dijadwalkan sebelum penetapan juri yang dimulai pada 5 Januari 2015 mendatang. Sidang diperkirakan akan berlangsung selama beberapa bulan karena proses seleksi jurinya sendiri bisa memakan waktu beberapa minggu hingga satu bulan.


Hakim George O'Toole Jr. mempertanyakan Tsarnaev, apakah ia telah melepaskan haknya untuk tampil di sidang sebelumnya. Tsarnaev menjawab dengan suara yang jelas, "
Ya
, Pak."


Saat ditanya oleh hakim jika pengacaranya telah bertindak demi kepentingan terbaiknya, ia juga mengiyakan.


O'Toole mengatakan keprihatinannya atas pengungkapan kasus ini di media yang mungkin berasal dari para sumber penegak hukum. Namun, ia mengatakan jaksa telah merespons keluhan Tsarnaev yang dikemukakan lewat pengacaranya, menekankan bahwa para pejabat tidak boleh berbicara dengan media.


Jaksa penuntut dan pengacara diperkirakan akan membahas proses seleksi juri. Kedua belah pihak telah mengajukan pertanyaan yang ingin diajukan hakim kepada kandidat potensial juri yang akan dipilih dari
polling
, setidaknya sebanyak 1.200 orang.


Gerakan pertahanan untuk memindahkan sidang dari Boston juga masih tertunda. Awal bulan ini, pengacara Tsarnaev mengatakan bahwa begitu banyak media yang "emosional" dan dampak meluasnya serangan telah membuat tidak mungkin baginya untuk mendapatkan proses peradilan yang adil di Massachusetts. Ia berpendapat bahwa sidang harus dipindahkan ke Washington, DC.


Namun, O'Toole telah menolak permintaan pertama Tsarnaev pada bulan September lalu untuk memindahkan persidangan. Para pengacara Tsarnaev dianggap telah gagal untuk menunjukkan bahwa pemberitaan media praperadilan akan memengaruhi juri membuat keputusan yang tidak adil.


O'Toole juga menolak permintaan jaksa penuntut untuk menyerahkan bukti tentang kemungkinan adanya keterlibatan kakak Tsarnaev dalam tiga kasus pembunuhan di pinggiran kota Waltham pada tahun 2011 silam.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya