Sumber :
- REUTERS/Jason Reed
VIVA.co.id
- Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, dan Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, tetap memperlihatkan perbedaan pendapat sekalipun keduanya berusaha meredam ketegangan.
Sehari sebelum memberikan pidato di Kongres AS, Senin, 2 Maret 2015, Netanyahu berdalih bahwa dirinya memiliki kewajiban moral untuk berbicara, tentang penolakannya atas negosiasi yang dilakukan Obama dengan Iran.
Baca Juga :
Obama Serang Balik Netanyahu Soal Nuklir Iran
Menurutnya Netanyahu telah bersikap skeptis, tentang langkah pendahuluan yang bertujuan untuk memperlambat program nuklir Iran, selama negosiasi yang dimaksudkan untuk mencapai resolusi jangka panjang.
"Netanyahu membuat berbagai macam klaim, bahwa ini akan menjadi kesepakatan yang buruk, ini akan membuat Iran memperoleh bantuan $50 miliar, Iran tidak akan mematuhi perjanjian. Tidak ada dari itu yang telah menjadi kenyataan," ucap Obama.
Obama menegaskan bahwa perjanjian apapun, akan dibuat untuk menjamin bahwa Iran tidak bakal mampu membuat senjata nuklir, dalam waktu kurang dari setahun.
Perjanjian itu juga harus mengatur proses untuk setidaknya 10 tahun. "Itu akan jauh lebih efektif dalam mengendalikan program nuklir mereka, daripada tindakan militer apapun yang bisa kita lakukan," kata Obama. (ren)
Baca Juga :
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Menurutnya Netanyahu telah bersikap skeptis, tentang langkah pendahuluan yang bertujuan untuk memperlambat program nuklir Iran, selama negosiasi yang dimaksudkan untuk mencapai resolusi jangka panjang.