Sumber :
- VIVAnews/Umi Kalsum
VIVA.co.id
- Wakil Menteri Luar Negeri RI, A.M. Fachir, menjelaskan selama menjalin hubungan dagang dengan Arab Saudi, justru negara produsen minyak itulah yang lebih diuntungkan ketimbang RI. Berdasarkan data yang dia miliki, Saudi diuntungkan dari kedatangan jamaah umroh dan haji serta pembelian minyak.
Hal itu disampaikan Fachir di ruang kerjanya di kawasan Pejambon, Jakarta Pusat, ketika berbicara terbatas dengan beberapa media, termasuk
VIVA.co.id,
pada Kamis, 19 Maret 2015. Fachir baru saja menggelar pertemuan bilateral dengan Wamenlu Saudi, Pangeran Khalid bin Saud bin Khalid, hari ini.
Dari umroh saja di tahun 2013 lalu, RI mengirimkan 750 ribu orang. Sementara, untuk penyelenggaraan haji, RI rutin mengirimkan sekitar 168 ribu orang.
Jumlah jamaah umroh dan haji asal Indonesia merupakan yang terbesar di seluruh dunia. Fachir menyebut angkanya bisa menyumbang 16% hingga 18%. Dari situ, menurut Fachir, Saudi telah untung US$3 miliar.
Sementara, Indonesia perlu berupaya keras dengan melakukan berbagai strategi promosi dan pameran untuk menarik turis Saudi ke RI. Sebagian besar turis Saudi masih berkunjung ke Pulau Bali.
Di bidang kerjasama ekonomi, pembelian minyak RI ke Saudi setiap tahun mencapai US$5 miliar. Sementara, total ekspor Indonesia ke Arab Saudi hanya mencapai antara US$1,7 miliar hingga US$1,8 miliar.
"Produk ekspor Indonesia ke Arab Saudi meliputi mobil, mebel dan kelapa sawit mentah (CPO)," papar mantan Duta Besar RI untuk Kerajaan Saudi itu.
Sementara di bidang tenaga kerja, Saudi, Fachir melanjutkan, turut diuntungkan dengan banyaknya Tenaga Kerja Indonesia yang berada di sana. Data dari
BBC
menyebut di tahun 2014 lalu terdapat sekitar 1,2 juta TKI yang bekerja di sektor informal.
Menurut Fachir, para pekerja informal inilah yang turut berkontribusi besar dalam menggerakkan perekonomian Saudi. Sebab, ujarnya, para TKI kerap bersedia dibayar murah.
Ubah Persepsi
Oleh sebab itu, menyadari besarnya kontribusi ekonomi Indonesia terhadap perekonomian Saudi, maka sejak menjabat sebagai Dubes dulu, Fachir bertekad ingin mengubah persepsi RI negara penyumbang jamaah umroh dan haji, melainkan sumber turis terbesar. Uang yang berputar di Saudi, kata Fachir, sesungguhnya berasal dari Indonesia.
"Oleh sebab itu, sebenarnya Arab Saudi yang lebih membutuhkan Indonesia bukan sebaliknya," ujarnya.
Namun, dia mengaku untuk bisa mengubah persepsi publik Saudi tidak mudah. Butuh waktu dan konsistensi. (one)
![vivamore="
Baca Juga
:"]
[/vivamore]
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sementara, Indonesia perlu berupaya keras dengan melakukan berbagai strategi promosi dan pameran untuk menarik turis Saudi ke RI. Sebagian besar turis Saudi masih berkunjung ke Pulau Bali.