Sumber :
- REUTERS/Roni Bintang
VIVA.co.id
- Pejabat Malaysia, Selasa, 12 Mei 2015, mengatakan Thailand dan Malaysia mungkin akan membuat kamp-kamp dan pusat penahanan, untuk menampung ratusan pengungsi yang tiba di pantai mereka.
"Kami punya ruang di pusat detensi sekarang, tapi jika itu tidak cukup, kementerian memiliki kewenangan untuk mendeklarasikan pusat detensi baru," kata Wan Junaidi Tuanku Jaafar, wakil menteri dalam negeri Malaysia.
Baca Juga :
Cabai, Sirih dan Kisah Tarawih Etnis Rohingya
Tiga kapal yang mengangkut lebih dari 1.000 orang mendarat di pulau resor Langkawi, Malaysia, dekat dengan perbatasan Thailand, akhir pekan lalu. Sementara dua kapal lain terdampar di perairan Aceh.
Dua kapal berisi sekitar 500 orang Rohingya itu kehabisan bahan bakar, setelah tujuh hari perjalanan dari Thailand. Dua kapal itu ditarik oleh para nelayan ke pantai Aceh.
"Ada hingga 8.000 orang di laut, yang lebih dari 1.000 telah mendarat," kata Joe Lowry, juru bicara Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).
Pada Selasa, Reuters menyebut TNI AL membantu ratusan migran melanjutkan perjalanan ke Malaysia. Kapal migran Myanmar dan Bangladesh telah meninggalkan Aceh, setelah diberi bantuan makanan, minum dan obat.
Belum ada tanggapan dari Malaysia, tentang perjalanan ratusan migran itu dari Aceh ke wilayah mereka. Media Thailand, Bangkok Post, mengutip pernyataan kepala polisi Somyot Pumpunmuang, tentang usul pembentukan kamp-kamp.
Somyot mengatakan telah mengusulkan pembentukan kamp resmi, walau dia mengakui rencana itu bisa menarik minat lebih banyak pengungsi. (ren)
Halaman Selanjutnya
Tiga kapal yang mengangkut lebih dari 1.000 orang mendarat di pulau resor Langkawi, Malaysia, dekat dengan perbatasan Thailand, akhir pekan lalu. Sementara dua kapal lain terdampar di perairan Aceh.