Eropa Gagal 'Bully' Yunani

Publik Yunani merayakan hasil referendum, menolak proposal UE dan IMF.
Sumber :
  • REUTERS/Dimitris Michalakis
VIVA.co.id
- Uni Eropa (UE) dinilai gagal dalam kampanye penindasan untuk menakut-nakuti publik Yunani, setelah referendum pada Minggu, 5 Juli 2015, memperlihatkan penolakan terhadap tuntutan kreditor.


"Pemilih Yunani mendukung kuat penolakan pemerintahnya, terhadap tuntutan kreditor," tulis Paul Krugman, profesor ekonomi dan hubungan internasional dari Universitas Princeton, dalam artikel opininya di
Telegraph
.


Beberapa hari jelang referedum, para pemimpin Eropa berkali-kali mengeluarkan ancaman, menyebut penolakan Yunani tidak rasional dan bertanggungjawab, yang bakal membuat negara itu hancur.


"Sungguh masa yang memalukan di Eropa, bahwa klaim untuk meyakini prinsip demokratik, akan menciptakan preseden mengerikan, jika kampanye berjalan sukses," kata Paul.


Pemimpin Yunani Alexis Tsipras, memutuskan menggelar referendum, meminta pendapat publik terhadap proposal dana talangan dari Uni Eropa (UE) dan Dana Moneter Internasional (IMF).


"Teknokrat Eropa seperti dokter abad pertengahan, bersikeras membuat pasien mengalami pendarahan. Saat perawatan membuat pasien jadi lebih sakit, bahkan menuntut lebih banyak pendarahan," kata Paul.


Dia menegaskan bahwa kemenangan mutlak suara "Tidak" dalam referendum Yunani, merupakan kesempatan bagi negara itu untuk melarikan diri dari jebakan mengerikan Uni Eropa dan IMF.
Saham-saham Perbankan Yunani Berjatuhan hingga 30%


Bursa Saham Yunani Dibuka Kembali Hari Ini
Dukungan bagi tuntutan kreditor, jika publik Yunani memilih "Ya" dalam referendum, maka negara itu akan semakin lama menderita, dibawah kebijakan yang lima tahun terakhir terbukti tidak berguna.

Dilanda Krisis, Yunani Tetap Jadi Tujuan Wisata Turis Asing
Presiden AS Harry Truman setuju kucuran Marshall Plan ke Eropa Barat

03-04-1948: Presiden Truman Sahkan Marshall Plan

Bantuan ekonomi berkedok pembendungan komunisme.

img_title
VIVA.co.id
3 April 2016