Perjuangkan Salat Berjamaah, 190 Pekerja di Amerika Dipecat

Salat Istisqa, salat dan doa untuk meminta hujan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yusran Uccang

VIVA.co.id - Sebuah pabrik pengolahan daging di Colorado, Amerika Serikat,  memecat 190 pekerja Muslim. Pemecatan dilakukan setelah mereka menolak mengikuti aturan perusahaan.

Menurut pemberitaan di CBS, perselisihan tersebut terjadi pada pertengahan Desember 2015 lalu. Namun perusahaan melakukan pemecatan pada akhir Desember.

Diberitakan oleh CBS, peristiwa bermula saat 11 orang pekerja Muslim asal Somalia yang bekerja dalam satu bagian yang sama di Cargil Meat Plant memutuskan untuk salat dalam waktu yang bersamaan. Atasan mereka lalu meminta agar mereka bisa melakukan salat bergantian agar produksi tak berhenti.

Tebakan Beruang Putih 'Peramal' Soal Trump Benar

Namun 11 orang ini tak menggubris permintaan tersebut. Mereka tetap memutuskan untuk salat berjemaah. "Tak masalah jika kami tak punya pekerjaan, agama kami jauh lebih penting," kata Tony Aden, salah seorang pekerja yang dipecat.

Pemecatan itu mengundang solidaritas. Sekitar 200 warga Somalia lain memutuskan mogok kerja selama tiga hari. Seorang warga Somalia lain, Qadar Ducaale yang bekerja di sebuah sekolah mengaku sedih dengan pemecatan tersebut.

Ia berusaha membantu sesamanya agar mendapatkan kompensasi bagi pengangguran. "Ini yang dilakukan Donald Trump, Ben Carson, dan siapa pun yang berbicara buruk tentang Islam," kata Ducaale.

11-08-1984: Ronald Reagan Ungkap Lelucon Konyol untuk Soviet

Sediakan Masjid

Namun perusahaan Cargill membantah isu tersebut. Mereka mengatakan telah memberi kesempatan pada karyawan untuk melakukan ibadah sesuai keyakinan mereka, bahkan menyediakan masjid. Namun pernyataan perusahaan dibantah. "Mereka mengatakan memberi waktu lima menit, 10 menit, tapi sebenarnya tak ada," kata seorang pekerja yang dipecat.

Perusahaan kini mencari karyawan baru untuk mengisi kekosongan, sementara proses pemecatan dikhawatirkan mengganggu kesejahteraan ekonomi komunitas Afrika tersebut.

Sebenarnya, perusahaan memiliki kebijakan untuk mengijinkan mereka melamar kembali setelah tiga bulan, namun CBS mendapat informasi, perusahaan dan karyawan akan melakukan pembicaraan ini lebih cepat untuk mencari solusi. (ren)

AS Jual Senjata ke Saudi Senilai US$1,15 miliar
Gelombang Aksi Protes Terpilihnya Presiden AS Donald Trump.

Tanggapan Muslim di Afrika atas Menangnya Trump

Amerika Serikat sedang mengalami degradasi moral.

img_title
VIVA.co.id
12 November 2016