AS Resmi Mundur dari Trans Pacific Partnership

Presiden AS Donald Trump.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id – Presiden Amerika Serikat, Donald John Trump, secara resmi mengundurkan diri dari kesepakatan perdagangan Trans-Pacific Partnership. Ia juga telah menandatangani sebuah perintah eksekutif di Ruang Oval, Gedung Putih, untuk menarik AS dari kelompok TPP yang beranggotakan 12 negara.

Hadapi Tantangan Pandemi COVID-19, RI Desak WTO Direformasi

Hal ini semakin menjauhkan AS dari sekutunya di Asia. Di wilayah itu, pengaruh China semakin meningkat.

Mengutip situs Reuters, Selasa, 24 Januari 2017, ini merupakan janji Trump saat kampanye untuk mengakhiri keterlibatan AS di TPP sejak dibentuk 2015 lalu.

Pengamat: UU Cipta Kerja Buang Hambatan yang Jegal Perdagangan RI

Trump, yang ingin meningkatkan industri manufaktur, mengatakan ia akan mencari satu-satu penawaran perdagangan ke negara-negara yang akan memungkinkan Amerika Serikat untuk segera menghentikan kerja samanya dalam 30 hari, apabila negara bersangkutan 'bertingkah'.

"Kami akan menghentikan transaksi perdagangan konyol yang telah mengambil semua orang keluar dari negara kita dan mengambil perusahaan dari negara kita," kata Trump.

Mendag Lutfi Fokus Bikin Barang Indonesia Laku di Luar Negeri

Kebijakan Trump ini telah memicu kekhawatiran di Jepang dan di negara lain di Asia-Pasifik. Sebagai sekutu, AS bersedia membantu mereka di sektor keamanan.

Direktur Studi Pertahanan di Washington, Harry Kazianis, mengatakan Trump sekarang harus mencari cara alternatif untuk 'melindungi' sekutunya di Asia.

"Hal ini dapat mencakup beberapa Perjanjian Perdagangan Bilateral. Jepang, Taiwan dan Vietnam harus didekati karena mereka adalah kunci dari strategi baru AS di Asia," ungkapnya.

Trump juga akan bernegosiasi kembali dengan Kanada dan Meksiko, terkait perjanjian North America Free Trade Agreement (NAFTA), yang dijalin sejak 1994 silam.

Jika Kanada dan Meksiko tidak setuju dengan perjanjian baru NAFTA yang diusulkan Trump, maka ia akan mempertimbangkan untuk keluar dari perjanjian itu.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi

Mendag Prediksi RI Bakal Jadi Raksasa Perdagangan Karbon Dunia

Indonesia berpotensi menjadi carbon offset superpower di dunia melalui perdagangan karbon sukarela secara internasional.

img_title
VIVA.co.id
8 Oktober 2021