- REUTERS/Social Media Website via Reuters TV
VIVA.co.id – Keberadaan pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi hingga saat ini masih menjadi misteri. Secara terang-terangan, dia terakhir muncul ke publik pada tahun 2014 tatkala ISIS berhasil merebut Mosul di Irak dan Raqqa di Suriah.
Dua kota itu kemudian dijadikan menjadi ibu kota ISIS yang terobsesi membangun kilafah. Namun dengan makin terdesaknya ISIS beberapa waktu belakangan, keberadaan Abu Bakar al-Baghdadi menjadi pertanyaan penting.
Apalagi bulan lalu pihak Rusia menduga bahwa Baghdadi ikut tewas dalam serangan udara di Raqqa yang dilakukan atas dukungan militer Rusia. Namun kemudian Rusia tidak bisa mengonfirmasi klaim tersebut dan pihak Amerika Serikat juga meragukannya.
Para akademisi dan ahli teroris mulai menganalisis kemungkinan keberadaan Baghdadi, pentolan organisasi garis keras mantan anak buah Osama bin Laden tersebut. Disebutkan bahwa diduga kuat ISIS ternyata memiliki wilayah yang dianggap sebagai ibu kota ketiga namun sengaja tak diekspos. Daerah itu adalah Wilayat al-Furat di Provinsi Eufrat.
Hal ini dilansir BBC yang mengutip pendapat ahli dari Tahrir Institute for Middle East Policy.
Wilayah itu berada di antara Irak dan Suriah, tepatnya di antara Kota al-Qaim dan Kota Albu Kama. Menurut beberapa dokumen rahasia yang diterima militer Rusia maupun AS, area tersebut beberapa kali dijadikan sebagai asal tembakan atau ledakan yang diduga ulah ISIS.
Wilayah ibu kota ketiga juga dianggap cukup rentan dan tak banyak dijaga oleh militer. Pula sedikit intervensi kelompok pemberontak.
Penasihat pemerintah Irak yang juga pakar jihadis Kawasan Irak Hisham al-Hashimi menyarankan agar militer melakukan pencarian terhadap Baghdadi di wilayah itu.
BNPT Usulkan Repatriasi WNI yang Sempat Gabung ISIS dan Ditahan di Kamp-kamp Suriah
BNPT menyebut telah mengusulkan repatriasi atau pemulangan kembali WNI yang terasosiasi Foreign Terrorist Fighters (FTF) dan bergabung dengan ISIS ke Presiden Jokowi.
