Tujuh Orang Ditangkap saat Demo di DPR, Polisi Duga Penyusup

Polisi tangkapi buruh yang mau demo ke DPR.
Sumber :
  • VIVAnews/Syaefullah

VIVA – Sejumlah pengunjuk rasa yang melakukan aksi penyampaian pendapat di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) saat sidang tahunan MPR, Jumat, 16 Agustus 2019 terpaksa diamankan aparat kepolisian.

Polisi Prediksi Ribuan Orang Bakal Demo di KPU Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2024

Setidaknya ada sekitar tujuh orang dari massa aksi yang diamankan. Mereka lantas dibawa ke Mapolda Metro Jaya. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. 

"Iya (ada pengunjuk rasa yang diamankan). Ada tujuh orang (yang diamankan)," kata salah satu anggota Sub Direktorat Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Inspektur Satu Darsono saat dikonfirmasi wartawan, Jumat 16 Agustus 2019.

Ada Demo, Arus Lalu Lintas Menuju Depan DPR Dialihkan Hingga Pukul 18.00 WIB

Ketujuh orang yang diamankan seluruhnya laki-laki. Belum diketahui apakah mereka dari elemen buruh atau tidak. Sebab, dalam unjuk rasa ini diyakini tidak hanya dari elemen buruh saja. Maka dari itu guna memastikan apakah ketujuh orang ini bukan penyusup, mereka dimintai keterangan di Mapolda Metro Jaya.

Ketujuh pria yang diamankan ini ternyata bukan seluruhnya warga Ibu Kota. Mereka dari berbagai daerah, salah satunya Depok. Diduga mereka ini tak memiliki izin sehingga akhirnya diamankan. Polisi hendak mencari tahu apa yang mau mereka lakukan ikut turun dalam aksi.

Belum Ada Pengalihan Arus Buntut Demo Mahasiswa- Pelajar di DPR, Polisi sebut Situasional

Polisi tak mau ambil risiko sehingga karena izin mereka yang tak jelas kemudian membiarkannya ikut aksi. Ditakutkan mereka memanfaatkan aksi ini sebagai tungggangan untuk merusuh. Belum lagi mengingat kejadian di Demo di Cianjur kemarin. Dimana dalam aksi itu tiga polisi terbakar saat mengamankan aksi.

Ada dugaan mereka yang diamankan ini adalah kelompok Anarcho Syndicalism. Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian beberapa waktu lalu menyebut kelompok ini bukan kelompok fenomena lokal namun fenomena internasional. 

Kelompok ini, kata Tito, memberikan doktrin agar pekerja jangan mau diatur. Di Indonesia, lanjut Tito, kelompok ini baru berkembang beberapa tahun belakangan tidak seperti di negara lain semisal Rusia dan Eropa. Kelompok ini sempat berbuat keonaran di beberapa daerah saat perayaan Hari Buruh Internasional atau May Day pada Rabu, 1 Mei 2019 lalu semisal di Bandung.

"Diduga tidak ada izin dan sebagainya dalam rangka kegiatan di situ. Diduga dari kelompok Anarcho," katanya lagi. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya