Jual 51 Gagak Hitam untuk Ritual Mistik ke Solo, Supriadi Ditangkap Polisi

Ilustrasi/Pelaku kejahatan
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA Kriminal – Aparat Kepolisian Resor Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, menangkap seorang pria bernama Supriadi alias S, warga Kupang, Kota Surabaya. Supriadi ditangkap lantaran menyelundupkan 51 ekor burung Gagak Hitam.

TNI AL Bekuk Penyelundup Kristal Haram dari Malaysia Senilai 19 Miliar di Pulau Siondo

Puluhan ekor satwa dilindungi itu dijual yang akan dipakai untuk ritual mistik.  Saat ini, pelaku S sudah ditahan.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pelabuhan Tanjung Perak Ajun Komisaris Polisi Arief Ryzki Wicaksana menjelaskan, puluhan ekor Gagak Hitam itu diketahui akan diselundupkan saat sampai di Pelabuhan Tanjung Perak pada Minggu, 20 Maret 2023.

Gibran Bereskan Pekerjaan Wali Kota usai Putusan MK, Siapkan Investasi Kecerdasan Buatan

Burung Gagak Hitam yang coba diselundupkan tersangka untuk ritual mistik

Photo :
  • Istimewa/Nur Faishal

Dari hasil pemeriksaan, rencananya gagak-gagak itu akan dijual oleh S ke Solo, Jawa Tengah. Namun, pengiriman puluhan ekor gagak tersebut gagal lantaran pelaku tak memiliki dokumen yang sah. 

Bea Cukai Tingkatkan Pengawasan Kepabeanan bersama KSOP dan TNI AL

“Puluhan ekor Gagak Hitam itu diperuntukkan untuk ritual mistik,” kata Arief kepada wartawan, Jumat, 24 Maret 2023.

Pelaku S mengaku dapat puluhan ekor gagak tersebut dari Makassar. Dia berdalih hanya menjadi kurir. 

Rencananya, S mau mengirim puluhan satwa dilindungi itu ke Solo. Meski demikian, polisi mengatakan walau hanya sebagai kurir, S tetap dijerat pidana. Apalagi, S telah melakukan perbuatan melanggar itu sebanyak empat kali.

Arief mengatakan, binatang-binatang tersebut disita dan dikembalikan ke habitat aslinya di Makassar. Menurut Arief, dari 51 ekor Gagak Hitam yang disita, sebanyak 18 ekor di antaranya dalam kondisi mati.

Adapun, Ketua Koordinator Antar Area Karantina Hewan Tanjung Perak, Santoso, menuturkan, matinya belasan gagak itu lantaran kesalahan prosedur penempatan dan pengiriman. Salah satunya karena wadah yang digunakan tak sesuai standar.

"Tersangka (Supriadi) menggunakan wadah buah, tidak ada dokumen sampai sertifikat kesehatan hewan sama sekali," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya