- VIVA / Zahrul Darmawan (Depok)
VIVA – Kasus perampokan yang disertai dengan aksi pelecehan seksual terhadap seorang ibu rumah tangga di Beji Depok, Jawa Barat pada Jumat 26 Januari 2018 lalu, akhirnya mulai menemukan titik terang. Salah satunya, polisi berhasil mengidentifikasi wajah pelaku.
Hal itu diungkapkan oleh Kapolsek Beji, Komisaris Yenni Anggraini Sihombing, kepada awak media, Selasa 10 April 2018. Diungkapkan Yenni, pelaku memiliki ciri-ciri tinggi 165 cm, kulit sawo matang agak hitam, rambut ikal, usia perkiraan 40 tahun dan memiliki tato pada lengan kanan.
“Kami berhasil melukis sketsa wajah pelaku setelah mendengar keterangan korban yang saat ini sudah mulai pulih dari trauma. Yang bersangkutan, diduga juga memiliki ciri khusus berupa tato di tangan kanan,” kata Yenni.
Untuk memburu pelaku, polisi pun kini telah mengerahkan tim khusus dan menyebar sketsa wajahnya ke sejumlah titik pusat keramaian di Kota Depok, termasuk angkutan kota. “Harapan kami tentu saja jika ada yang mengenal dengann ciri-ciri seperti gambar itu, bisa menghubungi polisi terdekat. Saat ini tim masih terus bergerak untuk memburu si pelaku,” kata Yenni.
Untuk diketahui, pelaku melancarkan aksinya pada MF (25 tahun), warga Jalan Tanah Baru, Kecamatan Beji pada Jumat 26 Januari 2018 sekira pukul 02:30 WIB. Saat itu pelaku masuk ke rumah korban dengan cara mencongkel jendela bagian depan. Peristiwa ini terjadi saat suami korban sedang tugas ke luar kota. Di rumah itu hanya ada korban, bersama anak dan mertuanya.
Karena takut dengan ancaman pelaku yang menghunuskan benda tajam ke bagian leher, korban pun pasrah ketika sejumlah barang berharga miliknya dirampas. Bejatnya lagi, pelaku ternyata memanfaatkan ketakutan korban dengan memaksanya untuk melakukan hubungan seks.
Akibat kejadian ini, korban pun mengalami trauma yang cukup dalam hingga sempat dilarikan ke rumah sakit. Kasusnya kini dalam penyelidikan lebih lanjut. (ren)
Wanita Cantik Ini Mengaku Dirampok dan Disekap, Ternyata Iphone dan Perhiasannya Digadaikan
Wanita cantik, AS (24 tahun), harus berurusan dengan aparat kepolisian dari Polres Gresik, Jawa Timur, gara-gara membuat laporan palsu. Awalnya dia melapor jadi korbannya
