Pendangkalan Waduk Pluit, Pemprov DKI Lakukan Pemeliharaan Sedimen

Petugas mengoperasikan perahu khusus untuk membersihkan tanaman eceng gondok di Waduk Pluit, Jakarta, Sabtu, 9 Maret 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Sebagian area Waduk Pluit mengalami pendangkalan. Padahal, dengan luas 80 hektare, Waduk Pluit punya peranan penting untuk menampung air saat hujan maupun kiriman air sungai dari hulu.

Ketua DPRD Minta Pemprov DKI Perbaiki Kualitas APBD, Singgung Permukiman Kumuh

Asisten Sekretaris Daerah Bidang Pembangunan dan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta, Yusmada Faizal, mengatakan kondisi cuaca yang belum menentu belakangan ini mesti membuat Waduk Pluit harus segera dikosongkan. Kondisi pengosongan ini sampai dengan posisi Low Water Level.

"Yang kelihatan sedimennya itu sekitar sepertiga waduk. Yang lainnya sudah dikerjakan, sudah tebal airnya," kata Yusmada dalam keterangannya, Selasa, 11 Juni 2019.

Heru Budi Pastikan Pelayanan Publik Tetap Berjalan Optimal Usai Cuti Lebaran

Dengan melakukan pengosongan hingga tingkat Low Water Level maka diharapkan Waduk Pluit dalam kondisi siap menampung air saat hujan datang. Ataupun saat kiriman aliran sungai dari hulu. Proses inilah yang akhirnya memperlihatkan endapan lumpur di sebagian wilayah Waduk Pluit.

Sementara itu, Kepala Seksi Pemeliharaan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, menambahkan pengosongan waduk yang dilakukan sudah sesuai dengan prosedur.

Pemprov DKI Tiadakan CFD Besok karena Masih Cuti Lebaran

"Lapisan sedimen yang terlihat itu hal yang wajar karena kita lagi tidak hujan. Ini cuacanya mendung, dan sewaktu-waktu bisa hujan. SOP-nya, kita harus memaksimalkan waduk dalam kondisi kering. Kenapa? Kalau tiba-tiba terjadi hujan, Waduk Pluit bisa menampungnya," jelasnya.

Dia menekankan secara standar operasional prosedur atau SOP, pengosongan ini juga sekaligus di-maintenance sekaligus dikeruk.

"Secara SOP, kami kosongkan. Karena kami dalam pengosongan, waduknya di-maintenance sambil dikeruk supaya pada saat hujan deres datang, waduk siap nampung," ujarnya.

Kemudian, Dinas SDA DKI Jakarta sudah melakukan proses pengerukan terhadap lapisan sedimen mulai akhir April 2019. Adapun pengerjaan ditargetkan rampung dalam empat bulan ke depan.

"Oktober ditargetkan sudah selesai. Sedimen pun (terlihat hanya) di muaranya, dekat pompa ke arah laut," ujar Yusmada.

Dinas SDA DKI Jakarta saat ini juga sudah mengerahkan 6 unit eskavator amfibi. Selain itu, rencananya akan ditambah jumlahnya menjadi 13 unit untuk memaksimalkan pengerukan sedimen di Waduk Pluit. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya