Eks Gubernur Sutiyoso Tak Setuju Bekasi dan Depok Gabung ke Jakarta

Mantan Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat, Sutiyoso dan Basuki Tjahaja Purnama.
Sumber :
  • VIVAnews/ Adinda Purnama Rachmani

VIVA – Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso tidak setuju jika Bekasi dan Depok bergabung ke Ibu Kota. Hal itu dikemukakan Sutiyoso kepada wartawan menanggapi wacana Bekasi dan Depok bergabung dengan Jakarta di Gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat, Senin 26 Agustus 2019.

5 Kota dengan Biaya Hidup Termurah di Indonesia,Tegal Termasuk?

Bang Yos, sapaan Sutiyoso, lantas memaparkan soal konsep megapolitan. Dia mengatakan jika tata kota megapolitan menghubungkan tata ruang di suatu daerah bukan hanya administrasi. "Dulu itu aku sudah pikir panjang mengenai masalah konsepnya Megapolitan. Megapolitan itu kan menghubungkan tata ruang, bukan administrasi," ujar Sutiyoso.

Menurut Bang Yos, untuk menyatukan Jakarta, Bekasi, Depok menjadi Provinsi Jabodetabek perlu ada koordinasi  tata ruang antara kota-kota tersebut.

Krisis Populasi Jepang: Setengah Perempuan Muda Hilang di 40 persen Wilayah pada 2050

Selain tata ruang, para pimpinan daerah juga harus membicarakan mengenai banjir dan permasalahan-permasalahan yang akan terjadi nantinya, seperti banjir dan transportasi.

"Jadi Bekasi masuk tetap wilayah Jabar, Depok, Bogor dan Tangerang Kabupaten. Mereka masih secara administrasi, tapi tata ruang kita tata bersama," ujar Sutiyoso.

Terpopuler: 5 Kota Berbiaya Hidup Termahal di Indonesia, hingga Profil Mooryati Soedibyo

Dia menambahkan, "Nanti pembangunan akan bergeser ke tempat dia. Begitu loh, transportasi bisa menyatu. Menjadi satu sistem banjir kita bisa atasi bersama, dan konsep itu ada di Balaikota kita tinggalkan."

Sebelumnya, pemerintah Kota Bekasi, mendapat tawaran untuk bergabung dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Jika Kota Bekasi bergabung dengan Jakarta, akan terbentuk nama Jakarta Tenggara.

Hal itu dikemukakan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, saat menanggapi wacana pembentukan Bogor Raya. "Kita juga sempat ditawari DKI, untuk bergabung dengan Jakarta, dengan nama Jakarta Tenggara," ujarnya.

Namun, menurut Rahmat, dia menyerahkan semua keputusan kepada warga. "Saya serahkan kembali ke masyarakat Kota Bekasi, mau tidak diajak gabung ke DKI Jakarta. Biarkan masyarakat sendiri yang memilih," kata Rahmat kepada VIVAnews, Jumat 16 Agustus 2019.

Sementara Wali Kota Depok, Mohammad Idris, mengaku lebih memilih bergabung dengan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta terkait wacana pembentukan Provinsi Bogor Raya. Namun demikian, Idris berharap rencana tersebut melalui tahap kajian dan pembahasan yang matang.

“Kalau saya milih dari sisi mana, kalau bahasa saya memilih bahasa Jakarta, karena saya enggak bisa bahasa Sunda. Aktivitas kependudukan Depok juga banyak di Jakarta,” katanya pada awak media pada Selasa 20 Agustus 2019

Idris menilai, jika dilihat dari sisi budaya maka hal itu tidak bisa dibatasi dari kebudayaan geografi. Kebudayaan, menurutnya bisa dari kesamaan bahasa, adat, dan itu bisa dimasukkan ke dalam satu rumpun. Akan tetapi, jika dilihat dari sejarah, antara budaya Depok dan Jakarta juga terdapat banyak kesamaan. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya