Puskesmas Diduga Beri Obat Kedaluwarsa ke Pasien Paru-paru Basah

Penderita baru-paru basah dikasih obat kedaluwarsa
Sumber :
  • VIVAnews / Zahrul Darmawan (Depok)

VIVA – Seorang warga perumahan Villa Pertiwi, Kecamatan Cilodong, Depok, Jawa Barat mengalami gejala mual dan pusing usai diduga mengonsumsi obat kedaluwarsa yang didapatinya dari salah satu puskesmas terdekat. Kasus itu kini telah menjadi sorotan Dinas Kesehatan (Dinkes).

Berawal dari Hobi Pakai Brand Mewah, Selebgram Berusia 70 Tahun Ini Debut di Paris Fashion Week

Adalah Nur Istiqomah (50 tahun), korbannya. Wanita yang akrab disapa Isti itu didiagnosis menderita penyakit paru-paru basah dan dianjurkan mengonsumsi obat secara rutin dengan cara disuntikkan setiap harinya selama dua bulan. Isti mengaku, selama beberapa pekan pengobatan dirinya tidak pernah merasakan hal yang aneh, namun baru beberapa hari terakhir ini timbul gejala yang tak biasa yakni pusing berlebih dan berkeringat.

Kemudian, Isti mencoba mendatangi ke klinik berbeda yang tak jauh dari rumahnya. Dari klinik itu lah baru diketahui ternyata Isti diduga mengonsumsi obat kedaluwarsa. Pada botol obat tersebut tertera, tanggal akhir layak konsumsi yakni Juli 2019.  

Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri, Rumah Sakit di Indonesia Kini Dibuat Layaknya Hotel Bintang 5

“Saya disuruh lihat botolnya, rupanya tanggalnya sudah lewat. Dia (dokter) angkat tangan enggak mau nyuntik ke saya, sementara saya harus rutin setiap hari enggak boleh putus nyuntik obat itu,” katanya pada wartawan

Isti mengatakan, pihaknya telah mendatangi langsung puskesmas yang memberinya obat diduga kedaluwarsa tersebut untuk minta pertanggungjawaban.

Pengen Mulai Perawatan Kulit? Perhatikan Ini Biar Gak Terjerumus Klinik Abal-abal

“Pihak puskesmas sudah ada iktikad baik. Tadi saya diantar ke rumah sakit Sentra Medika. Di sana saya ketemu dokter Lusi, katanya ini enggak apa-apa. Kalau obatnya enggak diterima tubuh kan ada enzim nanti dikeluarkan melalui keringat dan kotoran,” ujarnya.

Ketika ditanya sejak kapan mengonsumsi obat kedaluwarsa itu, Isti mengaku tidak tahu. Yang ia tahu, gejala atau efek yang ditimbulkan paling terasa sejak kemarin.

“Sudah sebulan lebih lah dan saya selalu ambil obat di puskesmas itu dengan merek dan dosis yang sama. Tapi saya nggak tahu kalau saya suntik obat kedaluwarsa sejak kapan, tapi ketahuannya ya baru hari Minggu kemarin,” tuturnya.

Sementara itu, sejumlah tim medis dari pihak puskesmas telah mendatangi kediaman Isti. Mereka mengaku diperintahkan Dinkes untuk memberikan pendampingan secara khusus.

“Kita ke sini cuma nganter obat, enggak bisa komentar apa-apa. Maaf ya,” kata salah satu staf sambil meninggalkan rumah korban.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya