Disdik DKI: Anggaran Lem Aibon Rp82 Miliar Cuma Ada di Ajuan Sementara

Ilustrasi pelajar di ruang kelas.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

VIVA – Dinas Pendidikan DKI mengakui adanya pengajuan untuk penganggaran lem dengan merek 'Aibon' di usulan APBD DKI 2020. Namun angka itu hanya ada dalam komponen sementara di sistem e-budgeting.

Ketua DPRD Singgung TGUPP Anies Baswedan yang Jadi Lawyer

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdik DKI Syaefuloh Hidayat, ajuan yang menjadi isu karena diramaikan fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI, masih akan melalui penyesuaian di perancangan final APBD.

"Bukan salah input, tapi komponen di e-budgeting itu adalah komponen sementara yang akan kita sesuaikan berdasarkan hasil input komponen lainnya lagi," ujar Syaefuloh di DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019.

Teken KUA-PPAS APBD DKI 2022 Rp84,88 Triliun, Anies: Naik 6,25 Persen

Syaefuloh menyampaikan, dalam perampungan ajuan yang sudah dilakukan lagi Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat 1, ajuan itu sudah tidak ada lagi. Ajuan yang sebelumnya dipersoalkan, ada di rekening 'belanja alat tulis kantor' yang dalam penyesuaian, menjadi hanya Rp22.730.658.260 saja.

"Kalau terkait dengan anggaran Aibon, saya sudah coba sisir, insya Allah tidak ada anggaran Aibon sebesar Rp82 miliar tersebut," ujar Syaefuloh.

APBD DKI 2021 Disahkan, Totalnya Rp84,19 Triliun

Syaefuloh juga mengemukakan, penyesuaian lanjutan, akan dilakukan bersama seluruh sekolah yang ada di sudin Jakbar 1. Penyesuaian dimasudkan untuk upaya efisiensi lagi hingga APBD DKI 2020 akhirnya ditargetkan untuk disahkan pada akhir November.

"Pada saat penyusunan anggaran dilakukan secara detil di sekolah, komponen Aibon yang Rp82 miliar itu tidak ada. Kita akan lakukan penyesuaian lagi," ujar Syaefuloh.

Sebelumnya diberitakan, anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), William Aditya Sarana mempertanyakan perencanaan anggaran di Dinas Pendidikan Pemprov DKI. Anggaran yang disinggung sebesar Rp82 miliar hanya biaya untuk pengadaan lem aibon.

William menyampaikan hal tersebut dalam Twitternya. Dalam cuitannya, ia menyertakan tangkapan layar yang sempat terpublikasi di situs apbd.jakarta.go.id. Dalam tangkapan layar itu, tercantum komponen lem aibon dengan koefisien 37500 orang untuk jangka 12 bulan serta harga Rp184 ribu.

Namun, saat dicek, sudah menghilang soal komponen lem aibon dari situs tersebut.

"Ditemukan anggaran aneh pembelian lem aibon Rp82 miliar lebih oleh Dinas Pendidikan. Ternyata Dinas Pendidikan mensuplai 2 kaleng lem Aibon per murid setiap bulanya. Buat apa?" demikian cuitan William dikutip Rabu, 30 Oktober 2019.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya