Cerita Penabrak Skuter Listrik, Pacu Kendaraan 50 Km per Jam

Pengguna skuter listrik di kawasan Senayan, Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Pengendara Toyota Camry yang menabrak rombongan pengguna skuter listrik GrabWeels, ternyata memacu kendaraannya dalam kecepatan 50 km per jam. Akibat kejadian ini, dua orang meninggal dunia dan empat orang mengalami luka-luka.

Menurut Kasubdit Pembinaan dan Penegakkan Hukum Dirlantas Polda Metro Jaya, Komisaris Polisi Fahri Siregar, pelaku DH memang memacu kendaraan dalam kecepatan yang cukup tinggi di tempat yang tidak semestinya. Tempat kejadian di kawasan jalan pintu satu Senayan.

"Karena kecepatannya kalau di jalur yang seperti itu termasuk cukup tinggi. Mencapai 40 sampai 50 km per jam. Kita sudah melakukan pemeriksaan, ruas jalan di lokasi memang masih sepi," kata Fahri kepada wartawan, Kamis, 14 November 2019.

Sesaat sebelum kejadian, DH berupaya menyalip kendaraan lain yang ada di depannya dari sisi kiri. Karena kecepatannya cukup tinggi, dia tidak dapat menghindari pengguna Grabwheels yang ada di depannya. Korban terpental cukup kencang.

"Sangat berbahaya sekali memacu kendaraan secepat itu di kondisi jalan yang sempit. Kecepatannya 40 sampai dengan 50 di jalan yang sepi. Itu jam 03.45 WIB. Tentunya ini sangat membahayakan," katanya.  

Kecelakaan menimpa pengguna skuter listrik terjadi di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu, 10 November 2019. Akibat kejadian itu, dua orang meninggal dunia dan empat orang luka-luka.

Menurut Alan Darmasaputra, kakak salah satu korban meninggal, Ammar Nawar Tridarma, peristiwa nahas itu terjadi pada Minggu malam. Adiknya bersama sejumlah temannya memang sengaja datang ke kawasan Gelora Bung Karno untuk bermain skuter listrik Grabwheels.

Alan juga mengemukakan, Ammar, dinyatakan meninggal dunia Minggu pagi. Korban lainnya, Wisnu, kritis dan meninggal dunia Senin siang, 11 November 2019.

Satu Jenazah Korban Banjir Bandang di Agam Ditemukan 5 Km dari Lokasi Bencana

"Korban yang luka parah, Bagus, luka di tangan kanan dan kiri. Wisnu sebelum meninggal, pendarahan di otak dan pembengkakan jaringan otak. Ammar sebelum meninggal, pendarahan di otak dan dada kanan memar. Tiga lainnya luka ringan dan shock," ujar Alan.

Kakorlantas Bersama Menhub

Pemerintah Lakukan Ini Pasca Kecelakaan Maut Bus di Subang

Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengklaim pemerintah komitmen menciptakan angkutan pariwisata yang berkeselamatan. Kata dia, pembenahan mulai dilakukan pada enam k

img_title
VIVA.co.id
16 Mei 2024