Warga Depok Positif, Daerah Mulai Instruksikan Warga Waspada Corona

Antisipasi penyebaran Virus Corona di Jakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Wali Kota Jakarta Selatan, Marullah Matali, mengimbau masyarakat tidak panik dengan pemberitaan dua orang warga Depok yang sudah terinfeksi Virus Corona COVID-19. Marullah meminta masyarakat tetap waspada dan mengikuti anjuran pemerintah untuk langkah antisipasi virus yang telah menyebar di 50 negara di dunia, termasuk Indonesia.

Kasus DBD di Jakarta Melonjak, Paling Banyak di Jakarta Barat

"Pokonya kita waspada saja, kita tentu akan lakukan langkah-langkah. Tentu pemerintah (pusat) memiliki langkah apa, kita ikut saja," katanya kepada wartawanan pada Selasa, 3 Maret 2020.  

Disampaikan Wali Kota, saat ini pemerintah Kota Jakarta Selatan memang baru sebatas melakukan sosialisasi bahaya Virus Corona kepada masyarakat. Ini telah dilakukan sebelum ada warga Depok yang positif Virus Corona.

Dana Program Stunting di Banjarmasin Diduga Berasal dari Pungli 27 Puskesmas

"Kita sudah melakukan sosialisasi ke semua masyarakat, ini sejak jauh-jauh hari," katanya.  

Sosialisasi dilakukan sesuai dengan Instruksi Gubernur DKI Jakarta yang baru-baru ini dikeluarkan Anies Baswedan. Ingub Nomor 16 Tahun 2020 ini diteken oleh Anies pada Kamis, 25 Februari 2020, dan mulai mulai dijalankan pada Senin kemarin.  

30 Kasus Aktif COVID-19 Ditemukan di Sumut

Dalam ingub tersebut Anies menginstruksikan kepada seluruh jajaran dari para asisten, wali kota, bupati, dinas, camat, lurah, badan, biro, hingga kepala rumah sakit dan puskesmas untuk menyosialisasikan penyebaran virus ini.

Pemprov Banten Waspada Corona

Setelah informasi resmi bahwa ada dua warga Depok, dinyatakan tertular Virus Corona, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten mengeluarkan Surat Edaran (SE) mengenai pencegahan dan penanganan virus yang berasal dari Wuhan, China sejak tahun 2019 itu. 

Surat edaran itu bernomor 443/0589/kes-P2P/2020 tentang kewaspadaan penyakit Corona. Perkembangan penularan Virus Corona yang masih sangat tinggi dan mulai ditemukan di Indonesia menjadi alasan utama. 

kata Kepala Dinkes Banten, Ati Pramudji Hastuti menagatakan, WHO saat ini juga sudah menetapkan kalau virus ini menjadi public health emergency of internasional concern (PHEIC) atau kegawat daruratan kesehatan masyarakat.

Dinkes Banten menyampaikan berbagai cara pencegahan dan deteksi dini, agar tidak tertular Virus Corona. Salah satunya, jika ada anggota keluarga, saudara atau tetangga yang mengalami demam tinggi melebihi 38 derajat celcius, diserta batuk, hingga pilek, harus segera dibawa ke dokter terdekat untuk diperiksa. 

"Gejala dan tanda yang perlu diwaspadai adalah demam lebih 38 derajat celcius, batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak napas dan mempunyai riwayat perjalanan dari negara terjangkit dalam kurun waktu 14 hari," katanya.

Masyarakat dan tenaga medis harus rajin mencuci tangan setelah melakukan kontak fisik dengan orang lain. Penderita batuk, pilek dan flu, harus menggunakan masker dan tidak membuang tisu atau masker yang telah digunakan secara sebarangan. Penderita sakit diharapkan mengurangi aktifitas di luar ruangan dan segera mendatangi rumah sakit untuk diperiksa kesehatannya.

Peran aktif masyarakat untuk melaporkan orang terdekatnya jika ada yang mengalami sakit tersebut, diharapkan juga segera melapor ke dinas kesehatan atau puskesmas terdekat. Selain itu, masyarakat Banten diharapkan tidak panik dan tetap tenang, selain itu, tetap menjalankan pola hidup sehat, seperti olahraga dan makan makanan yang sehat.

"Dinkes melakuka pemantauan kasus dan kontak minimal satu kali massa inkubasi. Melaporkan segera dan berkalan dalam merespon kasus 2019-nCov ke Dinkes terdekat," jelasnya.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya