VIVAnews – Anggota DPR dari Fraksi PDIP Ribka Tjiptaning mengatakan tidak ada satu alasan pun bagi pengelola RSCM untuk tidak menangani pasien sebagaimana mestinya. Hal ini terkait dengan nasib yang dialami bayi penderita hydrochepalus, Muhammad Tariq, yang terpaksa diinapkan orang tuanya di Masjid Asy-Syifa, Menteng, Jakarta Pusat, karena menunggu jadwal pemeriksaan lanjutan di rumah sakit pemerintah itu.
"Penuh atau tidak penuh, rumah sakit tidak boleh menolak pasien dengan alasan apapun," ujar Ribka di depan IGD RSCM semalam.
Agar kasus yang dialami Tariq tidak terjadi lagi di masa depan, Komisi IX DPR yang membidangi masalah kesehatan sedang merumuskan Undang-undang Kesehatan yang salah satu isinya melarang rumah sakit menolak menangani pasien dengan baik.
"Kan biasanya rumah sakit menyatakan ruang rawat penuh. Maksudnya yang penuh hanya ruang rawat Kelas III, padahal ruang rawat Kelas I masih banyak yang kosong," ujar Ribka.
Dengan adanya undang-undang yang baru ini, Ribka berharap masyarakat Indonesia mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dan lebih baik.
Terkait nasib Tariq yang sampai harus menginap di masjid, RSCM membantah telah menelantarkan bocah itu.
"Kalau untuk pemeriksaan lanjutan berupa ct-scan, mengapa temponya lama hingga 24 Februari. Karena pasien seperti ini cukup banyak yang datang ke RSCM . Jadi butuh antrian untuk menggunakan alat itu. Untuk mengimbangi kemampuan alat yang terbatas itu," ujar juru bicara RSCM Yati Bahar kemarin.
Setelah kasus Tariq mencuat di media massa, RSCM kemudian mengajak keluarga bocah ini untuk menempati rumah singgah agar tidak tinggal lagi di pelataran masjid.
Pertamina Sumbagut Jamin Ketersediaan Avtur Cukup dan Aman Selama Penerbangan Haji
Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut memastikan ketersediaan avtur di Bandara Kualanamu, di Kabupaten Deliserdang dalam stok aman.
